Laporan Wartawan Tribunnews.com, Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Otoritas penerbangan RI akhirnya memutuskan untuk menutup Bandara Internasional Adi Sutjipto Yogyakarta. Penutupan ini dilakukan untuk kepentingan keamanan penerbangan akibat meletusnya Gunung Merapi.
"Hari ini kami tutup bandara Adi Sutjipto Yogyakarta untuk alasan keselamatan penerbangan. Abu vulkanik yang saat ini masih melayang-layang di langit Yogyakarta sangat berbahaya bagi operasi penerbangan pesawat," kata Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan, Herry Bakti Singayudha Gumay di Jakarta, Selasa (9/11/2010).
Herry menjelaskan, bila penutupan penerbangan pada hari-hari sebelumnya hanya bersifat harian saja, maka mulai Senin kemarin bandara ditutup selama seminggu hingga 15 November nanti. Nantinya, bila dirasakan perlu untuk melanjutkan penutupan, maka pemerintah akan memperpanjang.
"Tergantung dari kondisi cuaca di wilayah penerbangan Yogyakarta, kalau dalam seminggu ini kami perkirakan debu vulkanik Gunung Merapi masih banyak beterbangan. Kalau nantinya sudah cerah lagi, maka penerbangan akan dibuka," tandasnya.
Dirjen Herry Bakti meminta kepada para calon penumpang pesawat yang akan datang ke Yogyakarta agar mengalihkan rencana terbangnya ke bandara terdekat dari Yogyakarta saja yaitu Bandara A Yani Semarang atau Bandara Adi Sumarmo, Solo.
Bahkan untuk penerbangan ke Solo pun saat ini telah terancam abu vulkanik. Menurutnya, bila letusan Merapi dan arah angin mengarah ke bagian timur gunung, maka kemungkinan besar penerbangan ke Solo bisa ditutup.
"Saat ini arah anginnya ke selatan dan barat, jadi bandara di Solo masih belum terganggu. Mudahcmudahan tidak mengarah ke timur, tetapi kalau itu terjadi bisa mengganggu penerbangan di Solo," tandas Herry.
Di tempat sama, Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM R Sukhyar mengkhawatirkan penerbangan ke Yogya bisa ditutup hingga satu bulan lagi. Hal itu disebabkan oleh tren Merapi yang terus memuntahkan lahar dan wedhus gembel-nya.
Menurutnya, debu vulkanik Merapi bentuknya sangat halus dan karena ringan sekali maka bisa melayang-layang diangkasa dalam waktu yang lama. Meski demikian, debu tersebut bersifat korosif dan mampu merusak mesin pesawat yang menghisapnya.
"Apalagi bila abu tersebut adalah abu yang baru dimuntahkan dari gunung, jelas suhunya yang sangat tinggi bisa melelehkan logam yang dilewatinya. Itu yang harus dihindari," tandasnya.(*)
Penerbangan ke Yogyakarta Ditutup hingga 15 November
Editor: Juang Naibaho
AA
Text Sizes
Medium
Large
Larger