Laporan Wartawan Tribun Jogja, Wilem Jonata
TRIBUNNEWS.COM, YOGYAKARTA - Jelang musim hujan, permukiman di sekitar bantaran sungai terancam banjir lahar dingin. Oleh sebab itu, Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), melibatkan instansi terkait, menyusun rencana kontinjensi menghadapi bencana banjir lahar dingin.
Menurut Staf Ahli Gubernur DIY Bidang Pembangunan Bayudono, diperkirakan, pada bulan Desember, Januari, bahkan sampai Februari akan terjadi curah hujan dengan intensitas tinggi mencapai 30 milimeter per jam. Curah hujan dengan intensitas tinggi tersebut akan membuat longsoran pasir dan sedimen di atas (Gunung Merapi) turun ke bawah.
Tidak semata-mata yang turun dari atas itu hanya pasir atau sedimen saja. Tapi, pohon dan batu-batu besar yang ikut dalam lonsoran tersebut harus diperhitungkan. Itu merupakan bencana sekunder akibat penumpukan material dalam jumlah besar.
"Kita harus memposisikan diri tidak menguntungkan. Jadi, kita harus mempersiapkan diri, apapun yang akan terjadi nanti. Kita akan mulai identifikasi titik-titik rawan longsor atau banjir. Kemudian, kesiapan warga yang tinggal di bantaran sungai, bangunan-bangunan apa saja yang akan terkena banjir," ujar Bayudono, Rabu, (24/2010), di sela-sela Workshop Perencanaan Kontijensi Menghadapi Bencana Lahar Dingin, di Hotel Jayakarta, Yogyakarta.
Dengan begitu, lanjut Bayudono, Pemerintah dan instansi terkait dapat mengetahui apa yang mesti dilakukan kalau hal itu sampai terjadi. Misalnya, pemerintah akan menyiapkan titik-titik posko pengungsian.
Pemda DIY Indentifikasi Titik Longsor dan Banjir
Editor: Kisdiantoro
AA
Text Sizes
Medium
Large
Larger