Laporan wartawan Tribunnews.com, Willem Jonata
TRIBUNNEWS.COM, YOGYAKARTA - Kegempaan Gunung Merapi semakin menunjukkan penurunan. Pantauan Badan Geologi Kementerian Energi dan sumber Daya Mineral, Selasa (30/11/2010)) pukul 00.00 hingga 12:00 WIB, hanya mencatat gempa multiphase (MP) 4 kali.
Sebelumnya, gempa multi phase (MP) di kubah lava Merapi ini tercatat 44 kali, Senin (29/11/2010)). Sedangkan, Minggu, (28/11/2010), sebanyak 40 kali. Berdasarkan pengamatan dua hari ini, gempa vulkanik dan tremor sudah tidak terjadi lagi. Demikian pula awan panas yang sejak beberapa hari terakhir tidak menunjukkan ancaman.
Hanya asap solfatara yang teramati berwarna putih tipis bertekanan lemah dengan ketinggian 800 meter condong ke arah barat. Meski demikian, berdasarkan analisa seismik hujan mulai terjadi di Plawangan dan Deles pada pukul 10.05 WIB sampai 11.50 WIB.
Secara umum endapan lahar teramati di semua sungai yang berhulu di Puncak Gunung Merapi dari arah Tenggara, Selatan, Barat Daya, Barat, hingga Barat Laut, meliputi Kali Woro, Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, Sat, Lamat, Senowo, Tringsing dan Apu.
Berdasarkan pemantauan instrumental dan visual, aktivitas Gunung Merapi masih tinggi. Ancaman bahaya langsung erupsi Gunung Merapi berupa awan panas dan ancaman tidak langsung berupa lahar. Karema itu, Gunung Merapi masih ditetapkan pada level awas.
Oleh sebab itu, direkomendasikan tidak ada aktivitas penduduk di sekitar alur sungai (ancaman banjir lahar) yang berhulu di Gunung Merapi sektor Tenggara, Selatan, Barat Daya, Barat dan Barat Laut meliputi, Kali Woro, Gendol, Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, Sat, Lamat, Senowo, Trising dan Kali Apu.
Aktivitas Kegempaan Merapi Terus Menurun
Penulis: Willem Jonata
Editor: Prawira
AA
Text Sizes
Medium
Large
Larger