TRIBUNNEWS.COM, MENGGALA- Almarhum Suparwono (27) tinggal di daerah cukup terpencil yang tidak mudah dijangkau.
Kondisi infrastruktur menuju ke kediaman manusia tertinggi di Indonesia dan Asia Tenggara itu di Kampung Tri Tunggal Jaya, SP VIII, Kecamatan Gunung Agung, Kabupaten Tulang Bawang Barat, Lampung, sangat buruk, bahkan cenderung memprihatinkan.
Jalan menuju ke wilayah ini dari Unit II Tulang Bawang, sepanjang sekitar 35 kilometer dipenuhi lubang, kerikil, dan lebih banyak tanah merah yang licin saat hujan. Hampir tidak ada lapisan aspal di sebagian besar jalan ini.
Kondisi itu membuat tidak ada mobil yang berani melintasi jalan yang rusak parah tersebut, kecuali truk dan sepeda motor.
Jalan menuju SP VIII pun sangat rawan kejahatan, terutama pembegalan sepeda motor. Jalan membelah kebun sawit dan karet yang sepi. Untuk sampai ke lokasi, butuh waktu setidaknya 5,5 jam dari Bandar Lampung.
Kendaraan pun berisiko rusak, karena kondisi jalan yang sangat buruk. Tidak heran, tidak ada pejabat Pemkab Tulang Bawang dan Pemprov Lampung yang datang melayat ke rumah Suparwono.
Perkampungan Tri Tunggal Jaya juga belum dialiri listrik dari PLN. Mayoritas rumah masih berupa papan beratapkan seng. Warga, termasuk ayah Suparwono, adalah para transmigran dari Pringsewu, Lampung, yang hidup dengan penghasilan minim.(*)