TRIBUNNEWS.COM, MAGELANG- Emanuel Melkiades Laka Lena atau Melki Laka Lena, calon wakil gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) 2013-2018 pasangan Ibrahim A Medah, mengembangkan wisata rohani NTT. Dia berpandangan, NTT merupakan provinsi di Indonesia yang penduduknya mayoritas beragama Katolik sehingga pastas dihadirkan wisata rohani di provinsi itu.
Saat ini sebagian daerah di NTT sudah menjadi daerah tujuan wisata rohani. Namun masih banyak lagi daerah di provinsi tersebut yang dapat dikembangkan. Sayangnya, upaya yang dijalankan belum maksimal bahkan tak dikelola dengan profesional. Padahal, potensi wisata rohani di NTT dapat mengembangkan ekonomi kreatif masyarakat setempat.
Melki sapaan Emanuel Melkiades Laka Lena, bercita-cita memaksimalkan potensi yang ada. Ia berupaya menjadikan provinsi berpenduduk sekitar 3,5 juta orang itu sebagai pusat wisata rohani agama Katolik di Indonesia.
Upaya yang digagas politisi muda dari Partai Golongan Karya (Golkar) ini tak sekadar ucapan. Sebab, Minggu (16/12/2012), ia bertemu Kepala Rektor Seminari Menengah Mertoyudan, Romo Ignasius Sumarya, di Magelang, Jawa Tengah, untuk berkonsultasi mengenai masalah tersebut.
Dalam kunjungan itu, ia didampingi Putut Prabantoro, Ketua Pelaksana Gerakan Ekayastra Unmada (Semangat Satu Bangsa) - dari wartawan, oleh wartawan, untuk Indonesia.
"Banyak potensi di NTT yang selama ini kurang dimaksimalkan. Termasuk potensi di sektor religi dengan menjadikan wilayah NTT sebagai pusat wisata rohani agama Katolik, belum digarap secara serius. Dengan konsep baru, saya memiliki gagasan untuk mengembangkan program tersebut secara total," kata Melki dalam rilis yang diterima TRIBUNnews, Senin (17/12/2012).
Cara tersebut untuk lebih memperkenalkan nama NTT di dunia internasional maupun lokal, perekonomian penduduk setempat juga bisa meningkat. Terlebih, banyak sektor lain yang masih bisa digarap mendukung terobosan untuk tanah kelahiran sang politisi muda lulusan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta ini.
"Infrastruktur dan sumber daya yang ada di NTT belum difungsikan secara baik terutama obyek wisata alam, yang sejatinya memiliki pemandangan dan daya pikat tak kalah apik dibandingkan wilayah lain di Indonesia. Sektor tersebut nantinya bisa mendukung status NTT sebagai pusat tujuan wisata rohani di negeri ini," lanjutnya.
Selain gagasan tersebut, Melki juga membuka kemungkinan memaksimalkan potensi laut yang ada di NTT. Sebab, masih banyak warga di provinsi tersebut yang masih takut terjun ke laut. Akibatnya, sumber daya alam yang ada di kawasan itu tidak digali untuk kemaslahatan penduduk setempat.
"Butuh tindakan serius pemerintah NTT agar segala potensi alamnya dapat bermafaat bagi pertumbuhan ekonomi provinsi ini. Hanya saja diperlukan kerja keras untuk mengelola sumberdaya alam termasuk laut yang menjadi dunia tak terlepaskan dari NTT. NTT tidak akan pernah terbangun jika masyarakatnya hanya melihat perantauan sebagai cara mengatasi kemiskinan," ucapnya.
Menanggapi hal itu, Ignasius Sumarya menyambut baik gagasan tersebut. Menurutnya, saat ini memang diperlukan terobosan luar biasa untuk mengangkat NTT menjadi salah satu wilayah yang diperhitungkan di Indonesia. Dan apa yang digagaskan oleh Melki, menurut Ignasius Sumarya, patut mendapat dukungan.
"Berinisiatif dan serius ingin membuat NTT sebagai pusat wisata rohani agama Katolik di Indonesia merupakan sikap yang harus didukung 100 persen. Apalagi, gagasan itu diintegrasikan dengan memaksimalkan potensi yang ada, termasuk mengolah laut menjadi salah satu faktor pendukungnya," kata Ignasius Sumarya.
Dalam kunjungan ke Jawa Tengah itu, Melki juga menyempatkan diri menghadiri upacara penataan ulang kembali peziarahan umat Katolik Promasan - Sendangsono, Kalibawang, Kulonprogo, Daerah Istimewa Yogyakarta. Melki juga berkonsultasi dan meminta masukan dari Raja Keraton Yogyakarta, Sri Sultan Hamengku Buwono X, serta Menteri Pertahanan RI Purnomo Yusgiantoro.
Menanggapi pencalonan Melki sebagai calon wakil gubernur NTT 2013-2018 oleh Partai Golkar, Sultan menyambutnya secara positif. Menurut Ngarsa Dalem, panggilan Sultan, kini memang sudah saatnya partai politik mengedepankan dan memberi kesempatan para politisi mudanya untuk menghadapi tantangan masa depan yang semakin rumit.