TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG
Banyak kumpulan puisi karyanya yang telah diterbitkan, seperti Ups, Renungan Kloset. Di tengah kesibukannya berkampanye sebagai calon gubernur Jawa Barat, ternyata dia juga masih sempat menggoreskan penanya dalam catatan hariannya.
"Setiap hari saya menulis. Kemarin juga saya buat puisi lagi," ujar Rieke, Sabtu (23/2/2013). Ingin tahu apa yang dia dituliskan?
Berikut ini catatan Rieke di buku hariannya.
Rakyat Jabar, Rakyat Bangkit Yang Punya Harga Diri
Namaku Rieke Diah Pitaloka, putri Jawa Barat Sahabat seperjuanganku Teten Masduki putra Jawa Barat.
Kami dua orang anak muda yang tak mampu berikan sembako atau uang agar kalian mau bersama kami.
Kami berdua hanya tawarkan perjuangan yang tak akan berhenti bersama kalian. Aku sendiri tak habis pikir (semoga kalian pun berpikir), darimana uang yang digunakan oleh mereka untuk membagi-bagikan sembako.
Uang siapa yang dibagi-bagikan oleh mereka, uang siapa sebanyak itu: untuk atribut sebanyak itu.
Darimana ada uang sebanyak itu ? iklan TV per 30 detik puluhan juta, untuk pampang senyum mereka di billboard yang harganya ratusan juta.
Tidak kah kalian berpikir: uang siapa yang mereka gunakan ? Darimana uang sebanyak itu? Jangan-jangan uang rakyat.
Namaku Rieke Diah Pitaloka. Aku hanya seorang perempuan yang hanya punya keberanian dan teriakan untuk akhiri kedzoliman kepada rakyat.
Sahabatku Teten Masduki Seorang lelaki yang hanya punya kejujuran dan ketulusan, lelaki berani yang sepanjang hidupnya berjuang untuk mengejar para perampok uang rakyat.
Kami berdua tak punya harta untuk membeli suara kalian hanya punya cinta dan kasih untuk kalian.