Lebih jauh Dekresano mengatakan, terlepas dari para korban adalah tersangka kasus pembunuhan Santoso, tapi keempat korban juga adalah anak negeri yang harus mendapat keadilan hukum. Bukan sebaliknya diperlakukan dengan cara-cara yang melanggar hukum.
"Sebagai anak negeri yang sedang menjalani proses hukum di LP, mereka harusnya berada dibawah perlindungan negara. Tapi ternyata mereka harus mati di tangan negara, dibantai secara keji seperti itu. Ini sangat tidak adil dan merupakan pelanggaran HAM," kata Dekresano.
Dekresano juga berharap agar aparat berwenang bisa kembali mengusut tuntas kasus pembunuhan Santoso di Hugos Cafe, sehingga bisa diketahui apa sebenarnya yang melatarbelakangi peristiwa tersebut. Meskipun empat tersangka sudah meninggal, namun ada saksi lain yang bisa memberikan kesaksiannya.
"Dengan kesaksian itu, motif dari kasus awal pembunuhan di Hugos Cafe dan kasus pembantaian di LP Sleman ini bisa terungkap. Karena semua peristiwa tentu ada sebabnya.
Tidak ada asap kalau tidak ada api," tandas Dekrasano.
Komnas HAM juga diharapkan ikut terlibat dalam mengungkapkan dua kasus tersebut. Jika perlu dibentuk Tim Pencari Fakta (TPF). Sebab penembakan terhadap empat warga NTT di dalam Lapas itu, adalah pelanggaran terhadap hak asasi manusia (HAM).
Hal senada disampaikan Nimus, keluarga Dedi. "Keluarga sudah menerima kejadian ini dengan iklas. Kami harap pihak yang berwenang memproses hukum kasus ini. Jangan sampai tidak terungkap," harap Nimus. *
Disambut Ribuan Warga di Ende
RIBUAN warga Ende tumpah rua di jalan menyambut kedatangan jenazah Adrianus Chandra Galaja alias Dedi, korban penembakan orang tak dikenal di Lapas Cebongan, Sleman Yogyakarta. Warga berjejal di pinggir jalan, mulai dari Bandara Haji Hasan Aroboesman Ende, Selasa (26/3/2013).
Disaksikan Pos Kupang sekitar pukul 12.00 Wita, warga mulai mendatangi Bandara Haji Hasan Aroeboesman Ende, menanti kedatangan jenazah Dedi dari Kupang.
Warga yang datang tidak saja pihak keluarga dari Kecamatan Nangaroro, Kabupaten Nagekeo, tetapi juga warga Kota Ende yang menaruh simpati atas tertembaknya Dedi yang sedang menjalani proses hukum di Lapas Slaman Jogyakarta. Tak ketinggalan, teman-teman sekolah almarhum juga datang ke bandara tersebut.
Membuludaknya warga di Bandara Aroeboesman itu membuat kondisi bandara menjadi lain dari biasanya. Meski di bawah terik matahari, warga tampak sabar menunggu kedatangan jenazah Adrianus yang diterbangkan dari Kupang.
Penantian warga itu akhirnya terjawab ketika pesawat yang memuat peti jenazah Adrianus, mendarat di Bandara Haji Hasan Aroboesman Ende sekitar pukul 15.00 Wita.
Tangis histeris keluarga dan sehabat, kenalan korban pecah ketika saat peti jenazah Dedi dikeluarkan dari perut pesawat dan diusung ke mobil ambulance.