Laporan Reporter Tribun Jogja, Joko Widiyarso
TRIBUNNEWS.COM, SLEMAN - Setidaknya ada 27 anak Sekolah Dasar Krajan 1, Sidoluhur, Kecamatan Godean keracunan setelah mengonsumsi permen sitrun, Kamis (5/9/2013) lalu. Bahkan hingga kini sejumlah siswa masih merasakan sakit perut.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman Mafilindati Nuraini membenarkan hal tersebut. Namun ia langsung menginstruksikan pegawai Puskesmas 1 Godean untuk memberikan pertolongan kepada anak-anak yang mengalami keracunan. Akhirnya, meski sempat mulas-mulas, tak ada yang siswa yang harus menjalani rawat inap di Puskesmas.
"Anak-anak bisa langsung ditangani Puskesmas setempat. Mereka lalu diberikan obat hingga sakitnya mereda,” katanya, Jumat (6/9/2013).
Hingga kini, Mafilindati masih meneliti penyebab keracunan yang menimpa anak-anak SD itu. Ia belum bisa memastikan penyebab keracunan, karena masih harus menunggu hasil uji laboratorium.
"Permen sitrun sudah kami bawa ke laboratorium untuk diperiksa lebih lanjut. Kemungkinan 14 hari hasil tes baru keluar. Dan kami bisa tahu penyebab keracunan," jelasnya.
Sebelumnya, Dinkes Sleman telah mencari dan membeli permen sitrun dari penjualnya di depan SD Krajan 1. Setelah kejadian itu, si penjual pun telah diminta untuk tidak berjualan lagi permen yang menurut informasi dibeli dari Magelang itu.
Terkait hal tersebut, Ia akan berkoordinasi dengan Dinkes Magelang, BPPOM wilayah DIY dan Jateng, agar menghentikan peredaran permen sitrun tersebut.
Sekilas, permen sitrun tersebut memang sangat menarik bagi anak-anak. Hal itu lantaran pengemasannya yang menarik seperti bola pingpong, dengan warna-warna mencolok yang tak akan dilewatkan oleh anak-anak.
Sebenarnya, permen sitrun tergolong makanan baru yang diperjualbelikan di depan SD Krajan 1. Harganya yang cukup murah, yakni Rp 1.000, membuat anak langsung ingin mencobanya.(wid)