Laporan Wartawan Tribun Kaltim / Geafry Necolsen
TRIBUNNEWS.COM TANJUNG REDEB, - Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya, menggelar pemaparan inventarisasi usulan studi untuk penanganan abrasi Pulau Derawan, di kantor Sekretariat Pemkab Berau, Senin (25/11/2013).
Dalam paparannya, Tim Ahli ITS yang diketuai oleh Profesor Indra itu menyebutkan, abrasi yang terjadi di Pulau Derawan sudah sangat memprihatinkan. “Sejak tahun 2000 sampai sekarang (2013) garis pantai di Pulau Derawan sudah mundur sampai 15 meter, karena itu perlu dilakukan pengukuran ulang garis pantainya,” ungkap Umboro, Tim Ahli ITS.
Karena itu, Umboro mengatakan, abrasi di Pulau Derawan harus segera ditangani. “Apalagi kondisinya sekarang sudah terlanjur rusak, garis pantai mundur, bangunan dan pohon-pohon roboh. Kalau tidak segera ditangani, abrasi akan mengikis garis pantai lebih luas lagi,” ungkapnya. Menurut hasil kajian pihak ITS, abarasi yang terjadi di Pulau Derawan disebabkan oleh banyak faktor.
Selain faktor alam, abrasi juga disebabkan perilaku manusia yang tidak ramah lingkungan. Banyak aktivitas destruktif yang terjadi di perairan Kepulauan Derawan.
Aktivitas destruktif itu mengakibatkan kualitas terumbu karang menurun. Padahal, keberadaan terumbu karang mampu memperlambat proses abrasi. Padahal, kata Umboro, terumbu karang membutuhkan waktu satu tahun untuk tumbuh hanya satu centimeter.
Kondisi ini berbanding terbalik dengan abrasi yang prosesnya sangat cepat. “Abrasi kan terjadi sangat cepat, sedangkan pertumbuhan terumbu karang sangat lambat,” tandasnya.