TRIBUNNEWS.COM, CIANJUR - Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cianjur, menunggak tagihan pembayaran kantung darah selama lima bulan.
Rumah sakit berstatus badan layanan usaha daerah (BLUD) itu, juga kerap terlambat melakukan pembayaran tagihan labu darah setiap bulannya.
Direktur Unit Donor Darah (UDD) Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Cianjur dr Sanny Sanjaya mengatakan, tagihan kantung darah RSUD Cianjur nilainya mencapai Rp 500 juta.
Akibat besarnya tunggakan tersebut, kata Sanny, membuat pihaknya terkendala dalam hal operasional.
"Kami katakan dengan sejujurnya, bahwa tunggakan ini selalu terjadi dari pihak rumah sakit dan ini membuat operasional kami terganggu," kata Sanny kepada Tribun, Minggu (1/12/2013).
Sanny mengatakan, UDD PMI Cianjur merupakan nirlaba yang tidak pernah mengambil keuntungan dari donor darah dan penyaluran darah. Kegiatan operasional UDD PIMI Cianjur mengandalkan dari pembayaran dari penyaluran kantung darah ke rumah sakit.
"Kami sering menagih terus dan mengimbau untuk membayar tagihan tepat waktu. Alasan dari pihak rumah sakit kami sendiri kurang paham. Dari 4 faktur yang kami serahkan misalnya, hanya 1 faktur yang dibayar. Kami tidak tahu apakah demikian prosedur atau ada hal yang lain," kata Sanny.
Menurut Sanny, kebutuhan darah di Kabupaten Cianjur terus naik setiap bulannya. Kebutuhan darah Cianjur, ujar Sanny, sekitar 1200 kantung darah per bulan. Sanny mengatakan hanya mampu menampung sekitar 800 kantung darah dari para pedonor per bulan.
"Sebenarnya ini kerpihatinan bersama. Dari total penduduk di Cianjur, yang mendonorkan darahnya baru 0,01 persen. Idealnya memenuhi target kebutuhan dan bisa mandiri, sedikitnya 1 persen dari total penduduk mendonorkan darahnya," katanya.
Sanny juga mengatakan pihaknya terkendala sosialiasi dalam memberikan pencerahan arti donor darah kepada masyarakat.
Untuk menutupi kekurangan kantung darah, menurut Sanny, pihaknya meminta bantuan dari UDD di kota kabupaten lain. Bahkan tak jarang Sanny meminta bantuan pasokan dari UDD di Jakarta.
"Kalau melihat potensi pedonor di Kabupaten Cianjur sangat tinggi. Dari jajaran intansi pemerintah Kabupaten Cianjur, misalnya, mampu memenuhi kebutuhan darah jika potensi itu dioptimalkan. Tapi memang masih belum teroptimalkan," ujar Sanny.
Direktur RSUD Cianjur Ratu Tri Yulia Herawati mengatakan, akan segera membayar tagihan tunggakan penyaluran kantung darah dari UDD PMI Cianjur.
"Mudah-mudahan ini bisa segera diselesaikan. Rencananya kami juga akan melakukan pertemuan dengan teman-teman (UDD PMI)," kata Ratu ketika ditemui seusai perayaan Korps Pegawai Republik Indonesia (Korpri). (cis)