TRIBUNNEWS.COM, PALOPO - Kerusuhan yang terjadi di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas II A Rampoang, Kota Palopo, Sulawesi Selatan ternyata mengundang keprihatinan Raja Luwu atau Datu Luwu.
Raja Luwu, Sabtu (14/12/2013), menilai penyebab mengamuknya narapidana tak lebih dari luapan kekecewaan akibat ketidakadilan yang mereka dapatkan di dalam lembaga pemasyarakatan itu.
Hal ini diungkapkan Datu Luwu ke XI, Andu Maradang Makkulau saat dihubungi melalui telepon. Pria kelahiran Palopo, 17 Desember 1957 yang dinobatkan sebagai Raja Luwu yang kini wilayahnya terpecah menjadi sejumlah kabupaten dan kota itu, menilai kerusuhan itu adalah luapan kekecewaan para narapidana dengan kondisi lapas yang sudah kelebihan penghuni.
"Sudah jelas tuntutan para narapidana yaitu copot kalapas. Ini mengindikasikan bahwa ada ketidakadilan jadi kita jangan menyalahkan sepenuhnya para narapidana tapi kita lihat kenapa itu bisa terjadi, ada apa sebenarnya," ujar Andi Maradang Makkulau.
Meski demikian, secara pribadi ia mengharapkan pemerintah dan kepolisian segera mengambil langkah strategis untuk menyelesaikan persoalan tersebut. Selain itu menurutnya pihak Lapas juga harus melakukan evaluasi serta pembinaan yang lebih efektif sehingga kerusuhan di masa depan bisa dihindari.