TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Puluhan ekor ayam di lingkungan RT 03 dan RT 04/RW 15 Kelurahan Sukamiskin, Kecamatan Arcamanik, Kota Bandung, Kamis (2/1/2014), dimusnahkan karena positif flu burung.
"Pemusnahan ini dilakukan karena 23 ayam mati dan dinyatakan positif flu burung setelah dilakukan rapid test oleh Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Dispertan) Kota Bandung," ujar Kepala Dispertan Kota Bandung, Elly Wasliah, di Balai Kota, kemarin.
Elly mengatakan puluhan ekor ayam itu milik Sumanto dan Enggong, yang terdiri atas 21 ekor dimusnahkan dan selebihnya 23 ekor mati.
Dispertan, kata Elly, menerima laporan pada 28 Desember bahwa ada kejadian delapan belas ekor ayam mati di RT 03 dan RT 04/RW 15 Sukamiskin. Pada 30 Desember malam, kembali ada laporan ayam mati. Pada 31 Desember, petugas Dispertan melakukan rapid test yang hasilnya menunjukkan positif flu burung.
Setelah ada hasil positif flu burung, Dispertan melakukan depopulasi pada 1 dan 2 Januari 2014. "Depopulasi selama dua hari, ayam yang masih hidup disuntik mati dulu, terus dibakar dan ditimbun dengan tanah. Dengan dibakar, virus tersebut mati," ujar Elly.
Mengenai ayam yang dimusnahkan, Elly mengaku belum ada komitmen pergantian. Namun warga setempat mengerti karena penyakit flu burung merupakan penyakit yang bisa menular dari hewan ke manusia dan bisa menyebabkan kematian. "Kami berikan pengertian kepada warga dan mereka antusias depopulasi ini dilakukan. Flu burung kan bisa menular dari binatang ke manusia," ujar Elly.
Di Kompleks Banjarsari Indah, Enggong, pemilik ayam, dikenal warga sebagai penunggu rumah nomor A10 milik majikannya yang tinggal di Jakarta. Warga mengetahui Enggong memelihara lebih dari 100 ekor ayam. Ada yang dipelihara di garasi, ada yang di halaman rumah, tapi paling banyak dipelihara di dalam kandang yang terletak di sebuah pekarangan milik orang yang letaknya di depan rumah yang ditempati Enggong.
"Warga juga sebetulnya sudah kurang suka. Warga pernah minta agar Pak Enggong tidak memelihara ayam, bahkan mau diganti sama warga. Tapi Pak Enggong tidak mau," kata salah seorang warga yang enggan disebut namanya, yang ditemui di lokasi pemusnahan ayam dan burung di Kompleks Banjarsari Indah RW 15, Sukamiskin, kemarin.
Kunci Jawaban PAI Kelas 11 Halaman 94 95 96 97 Kurikulum Merdeka, Uji Kompetensi Bab 3 - Halaman all
20 Latihan Soal IPAS Kelas 4 SD BAB 4 Kurikulum Merdeka serta Kunci Jawaban, Perubahan Bentuk Energi
Menurut dia, ayam-ayam milik Enggong juga berkeliaran ke mana-mana. Selain milik Enggong, ada ayam milik Sumanto yang tempat tinggalnya di belakang rumah Enggong tapi masuk Kelurahan Antapani.
"Nah, yang kami pertanyakan, saat ayamnya yang puluhan ekor itu mati, dikubur di mana, karena dikubur biasa saja tanpa dibakar dulu," katanya.
Menurut Andreas, petugas keamanan Komplek Banjarsari Indah, tiga hari lalu ada sekitar 50 ekor ayam milik Enggong mati mendadak. Warga curiga, tapi Enggong menganggapnya mati biasa dan kabarnya langsung dikubur. Ia sendiri tidak tahu ayam-ayam yang mati tersebut di kubur di mana.
Enggong tidak diketahui keberadaannya. Rumah yang ditempatinya juga terkunci rapat. Kandang ayam beserta puluhan ayam dan dua ekor burung, yakni burung jogjog dan perkutut, juga ikut didepopulasi atau dimusnahkan dengan cara dibakar bersama ayam-ayam milik Sumanto. "Selain dibakar, tadi lahan tempat memelihara ayam juga disemprot oleh petugas dari dinas peternakan," kata Andreas. (tsm/tif)