Laporan Wartawan Surya Rahadian Bagus
TRIBUNNEWS.COM, PASURUAN - Kecelakaan tragis menimpa seorang bocah tuna wicara bernama Muhammad Zidan Nabil (8).
Ia tewas, setelah tertabrak kereta api Tawang Alun jurusan Banyuwangi-Malang yang melintas di Kelurahan Bugul Lor, Kecamatan Panggung, Kota Pasuruan, Selasa (18/3/2014) siang sekitar pukul 11.30 WIB.
Neneknya, Muqasanah (50) menceritakan, terakhir dirinya melihat cucu kesayangannya sedang bermain di kamar mandi.
Sementara itu, dirinya sedang membungkus air untuk dijadikan es batu.
"Saya pikir masih di kamar mandi, ternyata bermain di rel," kata Muqasanah, ditemui di ruang instalasi jenazah RSUD dr Soedarsono Kota Pasuruan, Selasa (18/3/2014).
Tetangga memberitahu dirinya, bahwa ada seorang bocah laki-laki tertabrak kereta api.
Muqasanah yang khawatir, kemudian memeriksa cucunya di kamar mandi.
Melihat cucunya tidak ada di kamar mandi, ia kemudian mendatangi rel kereta api tak jauh dari rumahnya.
Ternyata benar, cucu kesayangannya sudah terkapar dengan luka parah di bagian kepala.
Muqasanah menuturkan, sehari-hari cucunya memang sering bermain di rel kereta api bersama dirinya.
"Biasanya dia mainan paku ditaruh di rel. Saya kira tadi main di kamar mandi. Karena, kalau main di rel biasanya saya yang menemani," ucapnya.
Zidan merupakan anak tunggal pasangan, Ika Nadiro dan Muhammad Wartono warga Jalan Cemara Gang 1 no 1 RT 1 RW 8 Kelurahan Bugul Lor Kecamatan Panggungrejo Kota Pasuruan.
Diduga, saat bermain, Zidan tidak mengetahui kedatangan KA yang melintas dari timur ke barat, karena korban juga mengalami cacat pendengaran.
Sementara, ibu korban menangis histeris mendapat kabar anaknya meninggal.
Dia meminta kepada petugas, agar diizinkan melihat jenazah putranya yang berada di kamar mayat, namun dihalangi polisi dan kerabatnya.
"Mana anak saya pak, saya ingin lihat. Biarkan saya masuk," kata Nadiro.