Secara berkala, keluarga mereka dan para tetangga yang bersimpati, mendangi rusun untuk sekadar melepas rindu.
Kunjungan itu bukan tanpa risiko, karena mayoritas warga tetap menentang ajaran Syiah.
Namun, karena tidak mempedulikan urusan keyakinan, warga tetap saja berkunjung ke Puspa Agro, meski sembunyi-sembunyi.
Biasanya mereka tinggal di rusun sampai seminggu. Iklil dan ratusan jemaahnya terharu dengan kunjungan para tetangga itu.
“Mereka berani datang dengan segala risiko hanya untuk menjaga silaturahmi,” pungkasnya. (idl/ben)