TRIBUNNEWS.COM, BANYUMAS - Suara dentuman keras sebanyak 28 kali yang berasal dari Gunung Slamet, terdengar hingga radius 15 kilometer, Sabtu (16/8).
Sejumlah warga yang berada di sebelah selatan lereng Gunung Slamet, sempat kaget dan keluar dari rumah.
"Sekitar pukul 07.00 WIB, Sabtu pagi ini, suara dentumannya cukup kuat dan keras, disertai letupan abu kecokelatan," kata Sumarni (40) warga Desa Karangsalam, Kecamatan Baturraden, Banyumas, Sabtu.
Menurutnya warga yang mendengar dentuman itu, sempat merasa kaget dan akhirnya keluar rumah.
Laporan Kordinator Pos Pemantauan Gunung Slamet di Desa Gambuhan, Pulosari, Pemalang, Sudrajat, dari pukul 06.00-12.00, teramati 14 kali letusan abu tebal kecokelatan, ketinggian 200-500 meter ke arab barat daya.
Sedangkan, dalam enan jam terakhir, terjadi 28 suara dentuman kapasitas sedang hingga kuat.
Dari sisi kegempaan, tercatat dalam enam jam terakhir terjadi 26 kali gempa letusan dan 112 kali gempa hembusan.
Sebelumnya, lanjut Sudrajat, aktivitas vulkanik Gunung Slamet pada Sabtu pukul 24.00 hingga 06.00 terdengar 56 kali suara dentuman dengan kekuatan sedang hingga kuat, 26 kali suara gemuruh kapasitas sedang hingga kuat.
"Pada Sabtu pukul 24.00 hingga 06.00 lontaran sinar api yang disertai lava pijar teramati 44 kali dengan ketinggian 100 hingga 700 meter dari puncak,"jelasnya. Sedangakn pengamatan secara visual pada puncak Gunung Slamet teramati Cuaca terang.
Selain itu, dari sisi kegempaan, tercatat 28 kali gempa letusan dan 92 kali gempa hembusan. Dia menambahkan, pihaknya juga telah melakukan pengukuran suhu di tiga mata air panas yang berada di Guci, Tegal pada Jumat.
Dari pengukuran tersebut, sumber mata air panas Pandansari mencapai 43,8 derajat Celcius, suhu udara 25,4 derajat Celcius.
Kemudian, di sumber mata air panas di Pengasihan, diketahui suhu air 50,8 derajat Celcius, suhu udara 31,7 derajat Celcius.
Sedangkan disumber air mata air panas di Caya sebesar 61.2 derajat Celcius, suhu udara 25,6 derajat Celcius.
"Dari ketiga sumber mata air panas yang telah dilakukan pengukuran suhu air dan udara, peningkatan suhu air dan udara sekitar 1 hingga 3 derajat Celcius," jelasnya.
Status siaga Gunung Slamet yang meliputi Kabupaten Banyumas, Purbalingga, Pemalang, Tegal, dan Brebes, Jawa Tengah, naik dari waspada menjadi siaga sejak Selasa (12/8), pukul 10.00.
Kepala Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Surono peningkatan status tersebut dilakukan karena adanya peningkatan kegempaan, suhu air panas, dan secara visual teramati letusan yang mengeluarkan semburan dan luncuran lava pijar hingga 1,5 kilometer ke arah barat daya serta diikuti suara dentuman.
Terkait peningkatan status tersebut, ia mengimbau masyarakat, pendaki, dan wisatawan tidak beraktivitas dalam radius 4 kilometer dari kawah Gunung Slamet. (tribunjateng/nug)