TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wide Widyawaty, korban dugaan pelecehan seksual Gubernur Riau Annas Maamun, sebelumnya tidak pernah menceritakan peristiwa buruk yang dialaminya.
Hampir satu bulan, dia memendam beban tersebut. Bahkan Soemardi Thaher selaku ayahnya pun tahu anaknya mengalami peristiwa pelecehan seksual dari temannya yang berstatus sebagai Ketua Lembaga Adat Melayu.
Selama satu bulan, anaknya tersebut tertekan karena merahasiakan keburukan. "Tekanannya pasti ada, Kan sebulan dia pendam sendiri. Kita saja tahu bukan dari dia (langsung), saya tahunya dari Ketua LAM," ungkap Soemardi saat berbincang di Gedung Bareskrim Polri, Jumat (5/9/2014).
Setelah mengetahui kabar tersebut, lantas Soemardi pun mengirim surat pribadi kepada sang Gubernur pada 16 Juli 2014 untuk meminta klarifikasi terkait peristiwa tersebut.
Namun surat tersebut tidak pernah ditanggapi hingga sekarang sampai kasus tersebut dilaporkan ke Bareskrim Polri.
"Surat ini saya tembuskan ke Kapolda, Kejati untuk perlindungan dia juga. Tapi sampai detik ini tidak ada balasannya," ungkapnya.
Soemardi awalnya tidak yakin Anas Maamun melakukan hal yang tidak senonoh kepada anaknya. Apalagi Anas pun mengetahui bila Wide anaknya.
"Saya juga tadinya tidak yakin dengan ini, apalagi dia tahu anak saya," ungkapnya.
Tetapi setelah sekian lama tidak ada respon dan klarifikasi dari sang Gubernur, karena Wide pun tertekan dengan keluarga baik suami dan anak-anaknya, akhirnya Soemardi berunding dengan suami Wide untuk membawa kasus tersebut ke polisi.
"Ini kasus luar biasa. Saya tidak mau membuka aib orang, tapi jangan marwah saya diinjak-injak. Ini kan diinjak-injak," ungkapnya.