TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Putra Lamongan ini seorang sarjana kedokteran hewan. Namun, kegilaannya pada dunia teknologi sel membuatnya melenceng dari garis keilmuan.
Ia nyasar ke dunia kesehatan manusia. Bersama timnya, ia sukses memproduksi stem cell, formula pamungkas bagi pasien dengan penyakit tanpa harapan sembuh.
Suaranya tidak keras, tapi terdengar jelas saat pria itu memimpin diskusi di ruang pertemuan Laboratorium Stem Cell ITD Universitas Airlangga.
Empat mitra yang menemani tampak gayeng. Tukar omongan dan gantian menjadi pendengar berulangkali terjadi di antara mereka.
“Ayo ikut masuk saja,” katanya sambil menghampiri Surya yang sudah janjian, minta waktu wawancara, Selasa (15/9/2014) siang itu.
Pria ramah itu sama sekali tidak merasa forumnya terganggu kehadiran orang luar.
Bahkan, ia senang, karena materi yang didiskusikan itu sama dengan yang diminta Surya saat menyampaikan permohonan wawancara sehari sebelumnya.
“Saya sedang mendiskusikan para peneliti binaan saya. Usulannya bagus sekali dan akan menjadi inovasi kami ke depan,” jelasnya.
Pria itu tidak lain adalah Fedik Abdul Rantam, Kepala Laboratorium Insitute of Tropical Disease (ITD) Universitas Airlangga sekaligus peneliti stem cell.
Sebuah formula baru yang sedang menjadi perhatian publik karena digadang-gadang bisa menjadi senjata pamungkas untuk melawan berbagai penyakit yang selama ini dikenal tanpa harapan sembuh, macam diabetes militus, stroke, kanker daerah dan sebagainya.
Sedang empat mitra diskusinya adalah para peneliti binaannya.
Mereka ini yang intensif membantunya meneliti dan mengembangkan formula yang berbahan sel dari tubuh manusia sendiri.
Diskusi siang itu secara khusus membahas pengembangan stem cell yang diusulkan peneliti binaannya.
Yaitu mengembangkan stem cell yang bisa dipakai untuk semua orang dan semua penyakit.