TRIBUNNEWS.COM,OMBANG - Sekitar 100 kader NU Jombang berunjuk rasa di polres setempat, Kamis (25/9/2014).
Mereka menuntut polisi lebih serius menangani kasus buku Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) kelas VII Madrasah Tsanawiyah (MTs), yang menyebut makam wali sebagai berhala masa kini.
”Kami, utamanya ISNU (Ikatan Sarjana NU) Jombang sudah melaporkan kasus ini ke polisi 27 September lalu. Ternyata hingga saat ini buku tersebut belum ditarik. Polisi juga belum melakukan langkah apapun terhadap penbgaduan kami,” tandas Zainudin, korlap aksi.
Menurutnya, Kementerian Agama (Kemenag) hanya merevisi dalam bentuk surat edaran.
“Kami menilai, apa yang dilakukan Kemenag merupakan bentuk penistaan agama dan menyinggung SARA (Suku, Agama, Ras dan Antar kelompok)," ujar Zainudin.
Karena itu, kedatangan massa NU ke polres ini, kata Zainudin, guna menanyakan perkembangan laporan ISNU pekan lalu.
Dalam laporan, ISNU meminta polisi menindak Dirjen Pendidikan Madrasah Kemenag RI karena menerbitkan buku pegangan yang meresahkan.
Dibeberkan, dalam buku terbitan Kemenag RI tahun 2014 itu, disebutkan makam wali sebagai berhala. Yakni pada Bab I : Kedamaian, Sub Bab A Kondisi Masyarakat Mekkah sebelum Islam pada halaman 13-14. Ada petunjuk mengajar.
Dalam buku tersebut diberikan contoh, untuk hasil belajar mengajar.
Contoh jawabannya tertulis, a. Persamaanya 1) masih ada yang menyembah berhala, mempercayai benda-benda dan selalu meminta kepada benda-benda. 2) mereka tidak bodoh secara keilmuan. 3) mendatangi dukun.
Perbedaannya, 1) berhala dilakukan oleh agama selain Islam yakni Hindu dan Budha. 2) Berhala sekarang adalah kuburan para Wali. 3) Istilah dukun berubah menjadi paranormal atau guru spiritual.
“Pemberian contoh yang menyebut berhala sekarang adalah kuburan para wali bertentangan dengan ajaran yang dianut warga NU. Maka tidak tepat bila buku ini dijadikan pegangan semua guru MTs se-Indonesia, karena banyak MTs di bawah naungan LP Ma'arif NU,” sergah Zainudin.
Perwakilan pendemo kemudian ditemui Wakapolres Kompol Sumardji, Kabag Ops Kompol Nur Hidayat dan Kasat Reskrim AKP Haryanto.
Dari pendemo tampak Ketua GP Ansor Zulfikar Damam Ikhwanto dan Ketua Fatayat NU Ema Ummiyatul Chusnah, yang juga Ketua Fraksi PPP DPRD Jombang.