TRIBUNNEWS.COM,SURABAYA - Dalam kondisi lelah, sopir rawan kehilangan konsentrasi dan keseimbangan.
Potensi bahaya makin bertumpuk, saat mereka melewati jalan rusak.
Padahal, jalan tidak bersahabat ini tidak terhitung jumlahnya.
Mulai dari yang miring, bergelombang, berpasir, hingga berlubang. Yang ini, pemerintah layak menjadi tertuduh.
Yang lebih gawat lagi, sopir sembrono, kondisi jalan buruk, masih ditambah dengan kondisi kendaraan tidak laik pula. Yang terakhir ini, menjadi tanggungjawab perusahaan.
Ban gundul, rem kurang pakem, mesin bermasalah, kerap menjadi penyebab celaka.
Tapi, tetap saja, para sopir yang menjadi tertuduh pertama. Sebab, merekalah yang terlihat di depan mata.
Sementara manajemen perusahaan yang berada di balik meja, jarang sekali ikut dijadikan tersangka.
Apalagi, pejabat pemerintah, yang bertanggung jawab pada kelayakan jalan.
Mereka sama sekali tidak tersentuh hukum, sekalipun kecelakaan itu disebabkan kelayakan jalan ataupun tiadanya rambu keselamatan.
Surya(Tribunnews.com Network) memilih tempat duduk deretan terdepan dekat dengan pintu. Tujuannya jelas, selain ingin merasakan sensasi berhadapan langsung dengan jalan raya, juga mencoba memotret dengan jelas perilaku sopir bus.
Hanya di posisi ini gerak gerik sopir bus bisa diamati dengan jelas.
Bus pertama yang ditumpangi Surya(Tribunnews.com Network) adalah Sugeng Rahayu jurusan Surabaya-Yogyakarta.
Tidak sulit untuk mendapatkan tumpangan dari bus ini. Hampir setiap saat, bus selalu standby di pos bus di teminal.
Baru sepuluh menit ngetem, kursi bus nyaris penuh penumpang. (idl/day/ben/uji)