"Lokasi tersebut bukan lokalisasi, tapi obyek ziarah yang disalahgunakan. Kami akan mengembalikan lokasi tersebut sebagai tempat ziarah," katanya.
Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Pariwisata Kecamatan Sumberlawang, Marcellus Suparno yang juga Penanggung Jawab Kawasan Ziarah Gunung Kemukus ingin mengembalikan kawasan di sekitar makam Pangeran Samudro sebagai tempat berziarah tanpa adanya ritual yang menyimpang.
Bahkan untuk membersihkan tempat ini, dirinya akan menggelar khitanan massal dan pengajian akbar untuk mengubah citra Kemukus.
"Kami ingin tempat karaoke dihilangkan. Karena menjadi penyebab adanya kegiatan prostitusi di Kemukus," katanya.
Gunung Kemukus ramai dikunjungi para peziarah ke makam Pangeran Samudro yang merupakan keturunan dari Kerjaan Majapahit namun akhirnya mengabdi kepada Sultan Demak.
Namun, banyak peziarah yang kerap kali percaya akan mitos bahwa Pangeran Samudro bisa mendatangkan pasugihan dengan syarat melakukan hubungan intim dengan orang yang tidak dikenal di Kemukus.
Dari mitos ini, akhirnya bermunculan dan terus menjamur bisnis prostitusi di daerah yang juga kerap dikenal dengan nama Dukuh Mudro.
"Sebenarnya banyak yang niatnya hanya ziarah saja, tetapi sudah sangat sulit untuk membedakan mana yang niatnya ziarah, mana yang hanya ingin melakukan tindakan portitusi," tandasnya.