TRIBUNNEWS.COM,SAMPANG - Atap empat ruang belajar di SMP Negeri 1 Sampang, Jawa Timur, Sabtu (29/11/2014) sekitar pukul 09.30 WIB ambruk dan menimpa belasan siswa dan guru.
Ambruknya atap sekolah tersebut dididuga lapuk termakan usia.
Dua bangunan kelas VII–G dan kelas VII H, berikut ruang guru di SMP Negeri I Sampang, yang terletak di Jl Wijaya Kusuma, Kelurahan Gunung Sekar, Kecamatan Kota, Sampang,Madura.
Sebanyak 16 siswa mengalami luka cukup serius tertimpa reruntuhan genting dan kayu.
Begitu juga, Kepala SMP I, Mohammad Roib dan seorang guru pengajar, Sri Mawarni, ikut jadi korban dan luka.
Mereka yang terluka dan tak sadarkan diri dievakuasi ke tempat aman, lalu dibawa ke RSUD Sampang, diangkut mobil milik salah seorang guru dan beberapa becak motor serta mobil ambulance RSUD Sampang.
Sedang Kasek Mohammad Roib, diboceng warga naik sepeda motor.
ntuk menghindari korban berikutnya, seluruh siswa sekolah dari kelas VII hingga kelas IX, terpaksa dipulangkan lebih awal.
Kapolres Sampang, AKBP Yudo Nugroho Sugianto, yang mempimpin melakukan tindakan dengan memberi garis pembatas, berupa police line.
Runtuhnya kelas VII – G dan H serta ruang guru itu, mengundang perhatian warga dan orang tua siswa.
Mereka berbondong-bondong berdatangan ke sekolah untuk melihat kondisi anaknya, khawatir jadi korban runtuhnya sekolah itu.
Mereka terlihat cemas, sambil menanyakan kepada siswa yang selamat dan kepada petugas tentang nasib anak.
Melihat paniknya orang tua siswa yang mencari informasi dan tidak ada yang menjelaskan, akhirnya petugas mengambil meghapone memberitahu, jika siswa yang terluka sudah dibawa ke RSUD Sampang.
Sampai sekarang pihak Polres Sampang masih melakukan penyelidikan penyebab runtuhnya bangunan ruang kelas dan guru.
Untuk mempermudah penyelidikan kasus itu, petugas melarang warga memasuk lokasi kejadian.
Menurut sumber di lokasi kejadian, saat itu cuaca Sampang cerah dan tak ada angin.
Tiba-tiba di saat jam pelajaran sekolah berlangsung, terdengar suara gemuruh seperti bunyi truk tronton lewat, lalu mendemtum keras.
“Kami kira sebuah truk tronton lewat di halaman sekolah ini. Ternyata atap bangunan sekolah kami ambruk. Kami tidak mengerti kenapa, padahal tak ada hujan dan angin,” kata Baskoro Indra, salah seorang siswa kelas IX SMP I Sampang, kepada Surya.
Sementara Kepala SMP I, Mohammad Roib, belum bisa dimintai keterangan.
Sebab bagian kepalanya terluka dan masih menjalani perawatan di UGD RSUD Sampang.
Begitu juga, guru Sri Mawarni, yang mengalami luka lebam di bagian kepala, terlihat syok dan menolak memberikan komentar.
“Maaf, saya masih trauma dengan kejadian tadi. Kami tak bisa memberikan penjelasan. Silakan tanya ke Pak kepala sekolah saja,” papar Sri Mawarni, saat ditemui di UGD RSUD Sampang.