TRIBUNNEWS.COM. AMBON – Puncak arus mudik dari Ambon menuju Kabupaten Seram Bagian Timur dengan kapal laut terjadi sejak Minggu (12/7/2015) sore. Lebih dari 400 penumpang menggunakan KM Sabuk Nusantara 33. Namun kondisi kapal perintis tersebut terlihat jauh dari laik.
Berdasarkan pantauan di tempat itu, penumpang terlihat berdesakan baik di dalam maupun di pinggir kapal. Beberapa penumpang bahkan nekat naik di atas dek kapal. Ada juga yang terpaksa bersandar di pagar kapal.
Sementara, beberapa bayi tidur belaskan tikar di pinggir kapal. Jika hujan, mereka bakal kerepotan. Kapal dengan bobot mati 1.202 gros ton itu akan singgah di beberapa pelabuhan di Seram Bagian Timur, yakni Werinama, Kelmuri, Geser, dan Gorom.
Waktu tempuh dari Ambon hingga pelabuhan pertama lebih dari 14 jam. Untuk mencapai pelabuhan terakhir, butuh waktu lebih dari dua hari. “Ini sudah terjadi sejak dari dulu. Ada penumpang yang tidak dapat tempat untuk tidur. Mereka terpaksa tidur dengan posisi berdiri,” kata Salman Rumata, penumpang dengan tujuan Werinama.
Dia berharap Pemerintah mendatangkan kapal berukuran besar ke provinsi yang terdiri atas 1.340 pulau itu. Dengan begitu, kegiatan transportasi termasuk ketika waktu mudik lebih manusiawi.
Junaidi Helut, Kapala Operasional Kapal PT Dharma Indah, operator kapal perintis, mengatakan, jumlah penumpang sekitar 420 orang atau masih di bawah kapasitas kapal, yakni 500 penumpang.
Namun terlihat, banyak penumpang yang masuk ke dalam kapal dengan tidak menunjukkan tiket. Itu terjadi sesaat sebelum kapal berangkat. (Frans Pati Herin)