Namun tak disangka, beberapa bulan kemudian mushola itu dipergunakan untuk mengaji bagi anak-anak dan ibu-ibu.
Tingginya antusiasme warga itu pun membuat Chevy mendirikan masjid.
Dengan dibantu warga sekitar dan sejumlah donatur, masjid tingkat RT pun berdiri.
Ada yang menyumbang bahan material, uang, makanan, dan tenaga.
"Pada awalnya 2005 karena kita jauh ke masjid, RT 3 mendirikan mushola yang notabene digunakan salat berjamaah sesama warga sekitar. Tapi kepentingan warga terhadap mushola itu bertambah, yaitu untuk mengaji. Dan semakin lama bertambah sampai 90 orang," ujar Chevy melalui sambungan telepon, Selasa (17/11/2015).
Karena semakin banyak yang mengaji, Chevy pun berniat melebarkan mushola itu.
Dengan dana patungan, warga membebaskan tanah di samping mushola tersebut.
Kemudian secara bersama-sama warga membangun masjid dengan lebar agar manfaatnya semakin bertambah.
"Alhamdulillah sekarang yang mengaji banyak, salatnya berjemaah, dan ada tujuh mahasiswa menjadi pengajar di madrasah diniyah kami ini," ujar Chevy.
Chevy menceritakan, pemberian nama masjid dengan sebutan Al Murtadho bukan tanpa alasan.
Menurutnya, Al Murthado berarti yang diridhoi. Diharapkan masjid tersebut bisa menjadi benteng bagi generasi muda yang tinggal di Perumahan Cibiru Wetan.
Selain itu juga melatih generasi muda untuk menunaikan salat sejak dini dan tidak keluar aqidah Islam.
"Kami sekarang juga sudah membangun lagi bangunan lain untuk madrasah diniyah atas sepersetujuan warga. Warga ingin madrasah layak untuk kegiatan belajar dan mengajar agama," ujar Chevy.
Adapun desain Masjid Al Murtadho bernuansa kontemporer. Chevy mengaku terinpirasi dari gabungan desain masjid-masjid yang pernah disambanginya.
Selain kontemporer, Chevy tak meninggalkan nuasa Islami dengan memasang dua kubah besar di bagian atap.
"Meski masjid tingkat RT, kami ingin punya nilai lebih dari masjid yang lain walau tujuannya lebih untuk menjadi tempat ibadah," kata Chevy.