Laporan Wartawan Tribun Jambi, Dedi Nurdin
TRIBUNNEWS.COM, JAMBI - Sejumlah warga eks lokalisasi Payo Sigadung hari ini, Rabu (9/12/2015) menggunakan hak pilihnya pada pilkada Gubernur Jambi.
Sejumlah harapan pun disematkan warga eks lokalisasi terbesar di Kota Jambi ini, bagi calon pemimpin Provinsi Jambi.
Salah seorang warga yang ditemui usai menggunakan hak pilihnya berharap agar pemerintah bisa lebih adil dalam memperhatikan warganya.
Diakuinya, sejak ditutup secara resmi oleh Pemerintah Kota Jambi pada Oktober 2015 lalu, banyak warga yang mengaku kesulitan untuk mencari nafkah. Terutama dalam menyesuaikan pekerjaan yang cocok.
"Dulu nyari uang gampang, sekarang untuk makan saja susah. Disini kan bukan PSK semua, ada yang tukang cuci, ada yang jual makanan, sejak ditutup jadi sepi jualan, nggak laku," katanya.
Hal serupa juga diakui Sudari, Ketua Rt 05 eks lokalisasi ini.
Kepada wartawan ia mengaku terkena imbasnya. Untuk itu siapapun yang terpilih jadi gubernur, warga di eks lokalisasi berharap pemerintah bisa memberi perhatian.
"Siapapun terpilih, memeperhatikan nasib kami pasca penutupan. Jangan dibiarkan seperti ini saja. Kalau mau dibeli atau ganti rugi lahan kami, tolong kasih yang sewajarnya jangan dimurahin biar kami juga bisa cari penghidupan," katanya.
Jika mengacu pada pilkada beberapa tahun silam, jumlah mata pilih di eks lokalisasi Payo Sigadung mencapai sekitar 1.300 orang.
Namun, kini menyusut drastis hingga 60 persen. Untuk pilkada serentak pemilihan calon gubernur hanya ada 459 DPT. Dari dua TPS kini hanya ada satu TPS saja.
"Jumlah yang mendapat undangan 229, selebihnya ada juga yang nyoblos pakai KTP," katanya.