TRIBUNNEWS.COM, SAMARINDA - Pelantikan enam Kepala Daerah se-Kaltim yang dipusatkan di Plenary Hall Sempaja Samarinda, oleh Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak dihadiri ribuan tamu undangan.
Mulai pejabat pusat, provinsi, kabupaten/kota hingga masyarakat biasa. Ramainya undangan yang datang selaras dengan berbagai menu makanan yang disiapkan panitia.
Aneka menu makanan, mulai snak, makanan berkuah, buah‑buahan hingga kambing guling langsung disiapkan panitia usai pelantikan selesai pukul 11.00 WITA. Salah satu makanan yang paling laris diburu undangan kambing guling. Sedikitnya enam kambing langsung habis dalam waktu satu jam.
"Ada enam kambing guling yang kami bawa dari Balikpapan. Enam‑enamnya langsung habis sekitar satu jam usai pelantikan selesai," ucap M.Zeki, koordinator penyedia kambing guling ditemui di lokasi pelantikan.
Banyaknya undangan yang datang sempat membuat kewalahan petugas yang saat itu hanya berjumlah tiga orang saja. "Kewalahan juga, karena kami hanya bertiga. Jadi tak berhenti bergerak sejak dibukanya display hingga enam kambing guling habis," kata Zeki.
Kambing guling yang disajikan tak berasal dari Samarinda, melainkan didatangkan langsung dari Balikpapan. "Kami dari Balikpapan, tepatnya Gunung Bakaran. Berangkat sejak jam 06.30 WITA. Semua kambing guling beserta peralatannya langsung kami bawa dari Balikpapan menggunakan mobil," ujarnya.
Alasan jarang menikmati kambing guling membuat menu makanan tersebut laris diburu undangan. Salah satunya, Edi, warga Kutai Timur.
"Kalau soto, rawon, sudah biasa saya makan. Banyak yang jual. Berbeda dengan kambing guling. Biasa saya makan saat ada acara besar saja, seperti hari ini. Itu alasan saya pilih kambing guling," Terkait berapa banyak keuntungan yang diterima, Zeki belum memberikan angka pasti terkait hal itu. "Saya hanya pegawainya saja. Kalau urusan biaya, pegawai di Balikpapan yang lebih tahu," katanya.
Selain makanan, di balik kemeriahakn acara pelantikan, empat orang berpakaian Dayak juga menjadi rebutan tamu yang ingin berfoto. Kaltim. Mereka adalah Gelol, Redi, Feri dan Icung, perwakilan suku Dayak yang juga ikut hadir dalam acara pelantikan tersebut.
Datang dengan penampilan berbeda dari ratusan undangan yang hadir membuat mereka terlihat ramai dikerubungi undangan. Pakaian adat khas Dayak lengkap mereka gunakan. Hal ini tentu saja mengundang beberapa orang yang hadir meminta izin untuk meminta foto bersama. Tak berbeda pula dengan Tribun yang juga meminta hal demikian. "Saya juga berfoto boleh, mas ?," kata Tribun.
"Silahkan," balas mereka. Kehadiran mereka tersebut pun tak kalah dengan bupati dan walikota yang diminta banyak kalangan untuk berfoto bersama.
"Banyak sekali yang minta berfoto. Kalau diladeni semua, bisa‑bisa satu gedung ini minta foto semua. Kami juga tak enak, seolah‑olah kami adalah orang penting, padahal kami sama saja seperti undangan lainnya," katanya.
Diwawancara Tribun di sela‑sela pelantikan, mereka pun menjelaskan alasan kedatangannya tersebut. "Saya asli Kutai Barat. Tetapi Kami mewakili dua suku yakni Dayak Benuaq dan Kenya. Datang ke sini menunjukkan bahwa kami mendukung kepala daerah yang dilantik. Bagaimanapun merekalah yang nantinya menjadi pemimpin dari masyarakat di beberapa daerah di Kaltim," kata Gelol.
Terkait pakaian yang mereka gunakan, sudah disiapkan sejak pagi hari sebelum mereka datang ke Plenary Hall tersebut. "Baju ini baju lama. Baju tempo dahulu. Bawaan orang tua bahari, yang tak kami rubah. Kami sudah berangkat sejak pukul 07.00 WITA," katanya.
Mereka pun berharap dengan kedatangan tersebut dapat menjadi simbol saling menghargai antar satu dan lainnya. "Kami tak berharap apa‑apa, paling tidak kami tunjukkan sikap saling menghargai kepada Kepala Daerah yang dilantik hari ini. Kami tak bicara masalah diundang atau tidak. Setiap momen yang terjadi di Kaltim, kami selaku orang asli merasa terpanggil," ujarnya. (m11)