Laporan Wartawan Tribun Bali, I Made Ardhiangga
TRIBUNNEWS.COM, DENPASAR - Penyandang ODHA, Widiyanto (33) sudah sampai di Pulau Dewata Bali sekitar pukul 14.00 Wita dalam perjalanannya dari Jakarta ke Bali.
Setidaknya sudah 3 bulan pria asal Nganjuk itu melangkahkan kakinya dari Jakarta.
Tak sungkan, pria yang akrab disapa Gareng itu mengumbar suka duka selama perjalanannya.
Dimulai dari Jakarta, Gareng selalu ditemani rekan-rekan dari kelompok yang juga mengkampanyekan supaya melakukan pencegahan HIV/AIDS dan anti diskriminatif terhadap penyandangnya.
Dimulai dari kesedihan dalam perjalanannya, Gareng cukup sedih ketika berada di kota Solo. Sebab, di kota kelahiran Presiden RI itu, dirinya mendapati ada perlakuan diskriminatif dari masyarakat terhadap sembilan orang penyandang ODHA.
Para penyandang ODHA dilarang masuk ke satu kampung atau daerah masyarakat, karena takut akan tertular. Sehingga penyandang ODHA disisihkan.
Kemudian kesedihan selanjutnya, ialah ketika dia sampai di Magetan, tepatnya saat turun dari Kalan Gunung Lawu. Dengan sekitar 10 orang teman yang mengiringinya, dia tidak bisa melanjutkan perjalanan.
Semua yang turun kakinya tidak bisa digerakkan. Sehingga, mesti ditandu oleh mobil ambulans.
"Dan yang paling senang adalah di Bali. Karena saya menikmati pantai dan bisa tidur di pantai," ujarnya, Jumat (4/3/2016).
Dia mengungkapkan bahwa kampanye jalan kaki keliling Indonesia ini, estimasi waktu yang akan ditempuhnya ialah sekitar dua tahunan. Dan dirinya mengaku cukup berterimakasih dengan penyandang dana atau bantuan dari yayasan Pelita Ilmu dan Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat.
"Saya ingin memberikan sesuatu pada masyarakat. Kalau uang dan harta, saya akui, saya tidak punya. Dan yang saya punya hanya kaki. jadi kaki yang saya punya inilah yang bisa diberikan ke masyarakat (kampanye)," ungkapnya.
Pria penjual Bakso di Jakarta itu pun mengurai, jika dalam perjalanan diakuinya tidak langsung sehari dirinya akan berjalan.
Dalam sehari dirinya akan melakukan perjalanan sedikitnya Delapan jam perjalanan. Dan itu semua sudah dikonsultasikan kepada pihak medis.
"Paling tidak saya berjalan sekitar pukul 08.00 hingga pukul 16.00. Dan paling lama saya berada di Jembrana, karena teman yang ikut saya sakit di Jembrana dan saya harus merawatnya. Sekitar 12 hari di Jembrana," pungkasnya. (*)