Informasi yang diterima Tribun Pekanbaru, untuk biasa masuk saja mencapai Rp 17 juta, ditambah biaya SPP dan kebutuhan laundry (cuci pakaian) mencapai Rp 2 juta.
Maka tak heran anak-anak pejabat dan anggota dewan saja yang bisa bersekolah di yayasan tersebut.
Yayasan Jannatul Firdaus baru dua tahun ini berdiri.
Anak-anak yang sekolah di SMP ini tidak hanya dibimbing dari pendidikan umum namun juga diperkuat dari pengajaran agama.
Sementara itu, Ketua RT 02 yang dipanggil Pak Uwo menyebutkan, selama ini yayasan memang terbilang tertutup.
Tidak banyak aktivitas yang dilakukan yang melibatkan warga sekitar.
"Setahu saya mereka (yayasan) tidak banyak melakukan kegiatan sosial yang melibatkan warga. Sepertinya mereka punya kelompok sendiri," ujarnya.
Pantauan Tribun Pekanbaru di lokasi, tampak bangunan gedung dipagari beton sekelilingnya.
Bareskrim Polri menggerebek sebuah yayasan di Kecamatan Rumbai Pesisir, Pekanbaru, Senin (21/3/2016) tadi malam.
Penggerebekan tersebut diduga terkait dengan pengembangan pengungkapan sabu-sabu 40 kilogram di Cirebon tiga hari lalu.
Kasatres Narkoba Polresta Pekanbaru, Kompol Iwan Lesmana Riza menyebutkan, polisi melakukan penangkapan terkait adanya salah seorang dari pihak yayasan yang terlibat dalam sindikat peredaran narkotika tersebut.
"Ya, satu di antaranya merupakan pengatur dari peredaran narkoba yang di Cirebon," ujar Iwan.
Sampai pagi ini personel dari Polsek Rumbai Pesisir masih siaga di lokasi.