TRIBUNNEWS.COM, MALANG - Seladi (57) namanya. Selasa (17/5/2016) sore ketika ditemui Surya (Tribunnews.com Network), ia sedang asyik memilah sampah di gudang sampah di Jalan Dr Wahidin Kota Malang.
Ia memakai kaus, bertopi, dan bercelana pendek.
Rabu (18/5/2016) pagi, ia menjadi Bripka Seladi. Seragam Polisi Lalu Lintas melekat di tubuhnya.
Ia mengatur hilir mudik lalu lintas di seputaran Masjid Sabilillah, Blimbing, Kota Malang.
Seladi adalah polisi. Tetapi ia juga memiliki sampingan pekerjaan menjadi pemulung.
Usai lepas dinas, laki-laki berusia 57 tahun itu, memilah sampah.
Bersama anak, dan dua orang temannya, ia memilah sampah yang telah diambil dari seputaran Stasiun Kota Baru Malang.
"Sudah delapan tahun bekerja sampingan ini. Sampah ini rezeki, sayang kalau dibiarkan," ujar Seladi kepada Surya.
Selama delapan tahun itu, ia memulai dengan berkeliling mengumpulkan sampah. Ia mengendarai sepeda onthelnya.
Barulah empat tahun terakhir, ia menempati bangunan kosong di Jalan Dr Wahidin.
Ia tidak lagi berkeliling mencari sampah, tetapi tinggal memilahnya. Temannya yang mengambil sampah memakai mobil bak terbuka, kemudian dikumpulkan di gudang untuk dipilah.
Seladi tetap memilah sampah dan barang rongsokan.
"Tidak jijik, ini kan juga rezeki saya," imbuhnya kepada Surya.
Pendapatan dari sampah cukup membantu ekonomi keluarga. Meskipun menurut Seladi, gajinya sebagai polisi tetap lebih besar daripada penghasilan dari penjualan sampah.