"Sebelum berangkat jualan, saya baca Al Quran dulu sebentar. Nah kalau sambil jualan begini baca kitab yang isinya soal fikih Islam, soal wudhu, soal puasa, dan sebagainya. Saya sudah sampai jilid tujuh," ucap Mbah Ro.
"Nanti malam baca Al Quran lagi di rumah. Kalau baca (Al Quran) di sini (lapak) suka dibilang pamer," katanya.
Mbah Ro mengatakan sejak kecil memang gemar berdagang. Semula, ia memiliki lapak di dalam Pasar Rejowinangun. Namun, lapaknya hancur akibat peristiwa kebakaran pada tahun 2008 silam. Dia tetap berjualan meski terpaksa di emperan toko tidak jauh dari Pasar Rejowinangun.
Menurut Mbah Ro, empat anak-anaknya sudah melarangnya berjualan. Namun, ia tidak bisa hanya berdiam diri di dalam rumah, apalagi hanya berpangku tangan meminta belas kasih anak-anaknya maupun orang-orang sekitarnya.
"Simbah memang dari dulu sudah dagang, ini yang dicontohkan kanjeng Nabi Muhammad SAW, angsal donya lan akhirate (dapat dunia dan akhirat)," tutur Mbah Ro.
Mbah Ro tinggal sendiri di Kampung Ganten, Kota Magelang. Ia mengenang dagangannya pernah diangkut petugas Satpol PP yang sedang razia beberapa bulan lalu. Mbah Ro harus berdebat dengan petugas demi mendapatkan kembali bawang-bawang miliknya.
"Simbah diantar teman ke kantor Satpol PP. Sampai di sana simbah masih disemayani (dijanjikan) kalau bawang simbah baru bisa diambil dua hari lagi," kenang Mbah Ro sembari menyeka air matanya.
Pada bulan Ramadan ini, Mbah Ro tetap menjalankan ibadah puasa wajib. Bahkan, pada hari-hari biasa, Mbah Ro sudah menjalankan puasa sunah Senin dan Kamis.
"Salat dan puasa itu wajib. Kalau sedang sakit dibolehkan salat sambil tidur, boleh pakai isyarat, namanya wajib ya enggak boleh ditinggalkan," ucap perempuan asli Dusun Gedongan, Mertoyudan, Kabupaten Magelang.
"Kalau puasa Senin dan Kamis itu dulu diajarkan sama guru mengaji Simbah agar mudah membaca dan membaca Alquran. Di akhirat nanti ini (Alquran) yang akan menolong simbah," kata dia.
Mbah Ro mengingatkan usianya sudah tua. Hampir semua kawan-kawan seusianya sudah meninggal dunia. Semua yang ia jalani di dunia adalah anugerah Allah SWT yang patut disyukuri.
"Yang ngasih sehat itu kan Gusti Allah, kita hanya harus bersyukur dengan cara ngibadah,” ujarnya.
Dapat Kejutan
Kisah Mbah Ro belakangan menjadi perbincangan di Facebook dan Twitter. Seorang warga telah memposting foto Mbah Ro yang sedang berjualan bawang sembari membaca kitab.
Setelah postingan di media sosial itu, Mbah Ro mengaku mendapatkan banyak kejutan setiap hari. Ada orang yang tiba-tiba memberinya Alquran, mukena, hingga memborong bawang dan kemirinya.
"Kulo mboten mangertos (saya tidak mengerti), kok tiba-tiba banyak yang datang ke sini, sedanten kersane Gusti Allah (semua atas kehendak Allah)," tutur dia. (Kompas.com)