TRIBUNNEWS.COM, MALANG - Istri Bripka Seladi, Ngatiyani tidak malu memiliki suami, seorang polisi sekaligus pemulung.
Bahkan Nani, panggilan akrabnya, juga berjibaku membantu sang suami.
Jika Seladi memilah sampah di gudang sampah di Jalan DR Wahidin Kota Malang, Nani mencuci botol bekas di rumahnya, Jalan Gadang Gang VI No 7 Kelurahan Gadang Kecamatan Sukun.
"Biasanya mulai pagi saya nyuci botol, kemudian mengikatnya. Kami sudah punya langganan khusus untuk botol-botol ini," ujar Nani.
Botol-botol bersih ukuran tanggung dijual seharga Rp 200 per botol. Seikat berisikan 50 botol.
Pelangganya bisa membeli secara ecer (50 botol) dan kadang kala dalam jumlah banyak sampai satu pick up.
Usaha penjualan jamu dan tinner, banyak memakai botol-botol itu.
Apakah malu punya suami polisi yang nyambi jadi pemulung?.
"Nggak, ngapain malu, yang penting halal. Semua dijalani secara ikhlas," ujarnya.
Hanya saja perjalanan Nani dan Seladi bukanlah jalan yang mudah.
Bahkan Seladi berseloroh, kalau cerita mereka bisa panjang selayaknya sinetron.
Pasangan suami istri ini tetap bersama dalam kondisi Seladi yang sempat morat-marit.
Ketika menjadi pemulung pun, Seladi tetap mendampinginya, bahkan membantu sang suami.
Keduanya punya cobaan berat ketika kondisi perekonomian keluarga morat-marit.