Laporan Wartawan Tribun Medan, Array A Argus
TRIBUNNEWS.COM, MEDAN - Sardian Junius Faomasiwate (24), tersangka yang membunuh bayinya sendiri sempat diteriaki ratusan warga.
Saat dibawa ke lokasi pembunuhan di rumah kos-kosan Jl Karya Bakti, Medan Tembung, banyak warga yang sudah menunggu tersangka.
"Pembunuh bayi kau woii. Memang nggak tau malu kau. Enggak ada hati nurani mu," teriak warga sembari berusaha mendekati tersangka yang diborgol polisi, Kamis (25/8/2016).
Mendengar teriakan dan umpatan warga, tersangka hanya menundukkan kepalanya. Ia berjalan cepat ke dalam kos-kosan tempat pembunuhan.
"Hukum mati aja dia itu pak. Tega kali dia bunuh anaknya. Binatang saja tidak sekejam itu sama anaknya," kata warga.
Melihat warga sudah emosi, petugas Satuan Sabhara Polresta Medan dan petugas Satuan Reserse Kriminal Polresta Medan bertindak cepat. Mereka meminta warga untuk bubar.
"Sudah ya bu, jangan ada yang coba-coba memukul. Biarkan polisi bekerja," kata petugas kepolisian yang berjaga di dekat lokasi pembunuhan.
Diberitakan sebelumnya, Sardian Junius Faomasiwate (24), warga asal Nias membunuh bayinya yang berusia enam hari dengan cara dicekik.
Hal itu terungkap ketika Satuan Reserse Kriminal Polresta Medan bersama Jaksa Penuntut Umum (JPU) Kejaksaan Negeri (Kejari) Medan melakukan rekonstruksi di kos-kosan tersangka di Jl Karya Bakti, Medan Tembung.
Dalam rekonstruksi ini, istri tersangka bernama Monica Sari Silaban (22) turut hadir. Dari keterangan Monica inilah terkuak bagaimana tersangka tega membunuh bayinya.
"Saya awalnya disuruh membeli es batu. Setelah saya kembali, dia (Sardian) menyuruh saya membeli makanan," ungkap Monica pada adegan ke 6 dan ke 7, Kamis (25/8/2016).
Setelah membeli makanan, Monica yang saat itu masih dalam kondisi lemah kembali ke kamar kosnya. Ketika berada di depan pintu, ia melihat suaminya itu mencekik leher anaknya yang sempat diberi nama Gabriel Wate.
"Ku tengok dia duduk di dekat bayi ku. Leher bayi ku itu dicekiknya," kata Monica.