Laporan Wartawan Tribun Pekanbaru, Budi Rahmat
TRIBUNNEWS.COM, PEKANBARU - Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) Riau, Ester Yuliani mengatakan geliat prostitusi online bukanlah barang langka.
Pelaku sengaja memanfaatkan ketidaktahuan korban terutama anak-anak di tengah trend negatif teknologi.
Menurut Ester, dari beberapa kasus yang tangani Komnas PA khusus di Riau, korban biasanya berkelompok.
Kemudian berkumpul di salah satu hotel untuk menunggu check in.
"Pertanyaan saya siapa yang ngamarkan anak-anak tersebut kalau tidak ada orang di belakangnya," ujar Ester kepada Tribunpekanbaru.com, Kamis (22/9/2016) kemarin.
Anak-anak yang secara tidak sadar menjadi korban justru menganggap aktifitas terlarang tersebut sebagai hal yang biasa.
"Ada yang beranggapan mengikuti tren. Ada juga yang berharap mendapatkan uang," kata Ester.
Aktifitas anak-anak tersebut sama sekali tidak diketahui orangnya.
Keluar dari rumah dengan pakaian biasa saja lalu didandani cantik dan berpakaian minim.
Saat balik ke rumah, mereka kembali menggunakan pakaian semula.
"Dari beberapa orang tua yang kami tanyai, mereka tidak tahu anaknya terlibat aktifitas terlarang itu. Sebab, keluar rumah pakaiannya biasa saja demikian juga saat kembali ke rumah," papar Ester.
Kuat dugaan menurut Ester anak-anak didandani dulu oleh orang yang memanfaatkannya.
"Sama-sama kita pantaulah. Bisa di cek di hotel-hotel. Jika media melihat ada anak-anak yang malam hari masih di hotel dan berpakaian minim, sebaiknya disuruh pulang," terang Ester
Menurut Ester beberapa orang tua sudah berupaya menjaga dan mengawasi anak-anaknya.
"Pergaulan di luar yang menjadikan anak-anak terpengaruh. Dari informasi dan ajakan kawan-kawannya anak semakin terjerumus," terang Ester.
Anak-anak mengaku sudah terlanjur, ada juga yang sudah senang mendapatkan uang.
"Hanya duduk saja nemani om-om, dapat uang. Dari satu anak menyampaikan ke kawannya. Padahal mereka justru menjadi korban. Itu yang harusnya menjadi perhatian," kata Ester.