Jumeru sempat menanyakan lokasi itu pada Adhie dan disebutkan daerah itu berada di Jember Jawa Timur.
Jumeru mengatakan, tujuannya mencari Eka adalah karena mereka akan menikah awal bulan November nanti.
Semua sudah dipersiapkan, termasuk resepsi, meski Jumeru tidak mengatakan dengan jelas akan menikah di mana.
Jumeru yang sudah memiliki istri dan anak di Perbaungan menyebutkan, Eka ikhlas menjadi istri keduanya.
"Saya sempat menolak dan bilang 'gila kau ya? Aku sudah ada istri dan anak di sini', tapi dia tetap meminta dinikahi," ujar Jumeru yang mengatakan, dirinya bukan orang berada, namun Eka tetap menerima dan tidak usah mengkhawatirkan biaya karena akan ditanggung oleh Eka.
Jumeru pun akhirnya luluh dan mau menikah dengan Eka.
Kekhawatirannya juga didasari pesan terakhir almarhum ayahanda Eka.
Jumeru mendapatkan kabar dari Eka yang menangis dan mengatakan ayahnya sudah meninggal dunia.
Ayahnya sempat menitipkan surat pada Eka untuk diberikan pada Jumeru. "Saya diberitahu Eka kalau bapaknya meninggal seminggu lalu. Eka bilang ada surat titipan buat saya isinya tolong jaga baik-baik anak saya," kata Jumeru yang tidak tahu sampai kapan menetap di Bali.
Jumeru mengaku tidak berpikir telah dibohongi Eka dan percaya pada pujaan hatinya.
Ia juga tidak pernah dirugikan secara materiil ataupun imateriil.
"Dia tidak pernah minta apa-apa ke saya. Saya berusaha saja cari dia. Kalau tidak ketemu di Bali, saya akan ke Jember. Kalau tidak ketemu juga, ya sudah saya kembali ke Medan," ujar Jumeru yang ditelepon berkali-kali oleh Adhie yang menunggunya di parkiran RS untuk segera pergi.
Pria yang baru pertama kali ke Bali dan belum tahu akan tinggal di mana tersebut mengatakan akan pergi ke kantor provider untuk mengaktifkan nomor Eka yang tidak aktif meski ia sempat ragu apakah hal itu bisa dilakukan.
"Semoga saja bisa supaya saya bisa hubungi dia lagi," ujar Jumeru sembari berlalu dari RS untuk menemui Adhie. (Sarah Vanessa Bona)