Kemudian Ki Ageng Gribig meminta istrinya untuk membuatkan kue apem untuk dibagikan kepada para santri.
Oleh Ki Ageng Gribig kue apem ini diberi nama Yaqawiyyu yang memiliki berasal dari penyingkatan bacaan doa bagian akhir dalam bahasa Arab sebelum apem dibagikan; yaa qowiyyu, yaa aziz, qowwina wal muslimiin, yaa qowiyyu warzuqna wal muslimiin, yang merupakan doa memohon kekuatan.
Sementara itu, Camat Jatinom, Sip Anwar mengatakan tradisi ini dibuka pada Kamis (10/11) atau sepekan sebelum sebaran apem dilakukan.
Kegiatan yang dibuka langsung oleh Bupati Klaten itu diisi dengan berbagai pagelaran pentas seni dan budaya selama sepekan penuh.
“Perayaan ini merupakan salah satu upaya Pemkab Klaten bersama masyarakat dalam melestarikan budaya yang ada."
"Diharapkan tradisi yang menjadi warisan nenek moyang dapat terus dilestarikan karena merupakan kekayaan budaya bangsa,” ungkapnya.
Even ini juga diharapkan meningkatkan perekonomi warga Jatinom dan sekitarnya.
Hal ini lantaran setiap tahunnya perayaan tradisi ini selalu menyedot perhatian masyarakat, baik dari dalam maupun luar Klaten.
“Even ini diharapkan mampu membawa dampak positif bagi masyarakat,” paparnya. (*)