Tujuannya adalah menjenguk anak angkatnya Siti Fadilah yang dirawat di sana sekaligus menyelesaikan beberapa persoalan administrasi karena Rano Karno sudah berjanji kepada keluarga Siti Fadilah untuk menanggung semua biaya rumah sakit.
Calon petahana Gubernur Banten ini langsung memasuki ruang ortopedi di lantai dasar dan menemui salah satu dokter selama kurang lebih 30 menit.
Selanjutnya, Rano Karno memasuki ruang perawatan pasien di lantai tiga.
Di ruang rawat inap salah satu pasien dari Kabupaten Lebak yang mengalami kecelakaan, Rano Karno berinteraksi cukup lama bahkan memberikan bingkisan dan buku biografi “Si Doel.”
Rano Karno juga memberikan amplop yang diduga berisi uang. Tak hanya satu pasien, Rano Karno juga memberikan bingkisan kepada pasien lain.
Ketua DPD PDIP Banten HM Sukira mengakui kedatangan Rano Karno merupakan upaya blusukan calon gubernur. “Ya, itu biasa blusukan calon gubernur,” kata Sukira, Senin (21/11).
Kunjungan Rano Karno ke RSUD Banten itu dipersoalkan oleh Panwaslu Kota Serang.
Bahkan anggota Panwaslu Kota Serang yang memantau saat Rano Karno berada di RSUD Banten sempat mengingatkan tim pemenangan Rano-Embay bahwa kunjungan ke RSUD Banten itu di luar jadwal.
“Aktivitas paslon tersebut tidak ada dalam jadwal kampanye yang disampaikan tim pemenangan kepada kami,” kata Koordinator Divisi Pengawasan dan Pencegahan Bawaslu Banten, Eka Satia Laksamana.
Eka mengatakan pihaknya telah menginstruksikan kepada Panwaslu di Kota Serang untuk meminta keterangan tim pemenangan dan pihak rumah sakit terkait kunjungan Rano Karno tersebut.
Pihak Panwaslu Kota Serang telah meminta keterangan dari sejumlah pihak terkait dalam kasus dugaan kampanye terselubung yang dilakukan Rano Karno tersebut.
Direktur RSUD Banten Dwi Hesti Hendarti memenuhi panggilan Panwaslu Kota Serang, Selasa (22/11/2016).
Dwi Hesti datang ke Kantor Panwaslu Kota Serang sekitar pukul 14.00 WIB dan langung masuk ke ruangan untuk dimintai keterangan oleh para anggota Panwaslu.
“Saya sendiri nggak ada di kantor waktu itu. Jam 11 kan jam besuk, jadi siapa saja boleh masuk,” ujar Dwi Hesti usai dimintai keterangan oleh Panwaslu Kota Serang.
Hesti menjelaskan, pihaknya tidak mendapat konfirmasi tekait kedatangan Gubernur Banten nonaktif Rano Karno ke RSUD Banten.
“Tidak ada konfirmasi mau datang ke rumah sakit. Komunikasi hanya menanyakan kondisi anak itu (pasien) itu saja. Kata beliau (Rano Karno) pengen diskusi sama dokternya. Kalau rumah sakit kan milik masyarakat,” ujarnya.