News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Dianggap Tak Waras Polisi Mutilasi Anak Divonis Bebas, Ini Kilas Baliknya

Editor: Hendra Gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Polda Kalbar melakukan pra rekonstruksi pembunuhan yang dilakukan Brigadir Petrus Bakus di Melawi, Kalbar, Minggu (28/2/2016). TRIBUN PONTIANAK/ZULKIFLI

Namun, Petrus menjelaskan anak-anak sudah dihabisi.

Arief memastikan pihaknya sudah mengambil langkah-langkah hukum atas kasus pembunuhan yang diduga dilakukan Brigadir Petrus.

"Saat ini dokter forensik sedang melakukan pemeriksaan mayat korban. Tim Penyidik Polda dan Polres melakukan olah TKP dan melakukan pemeriksaan saksi-saksi," ujar Kapolda.

Saat diperiksa, kata Kapolda, tersangka mengaku melakukan pembunuhan terhadap anak-anaknya dengan sadar dan tidak menyesal, karena ada bisikan yang memerintahkan untuk persembahan kepada Tuhan.

"Ia tidak menyesal karena anaknya sudah kembali ke surga dan menganggap anaknya sudah menyatu dengan dirinya. Ia mengatakan bahwa apa yang terjadi pada dirinya adalah sudah kehendak Tuhan sejak ia lahir dari rahim ibunya," paparnya.

Kapolda menyatakan, bisikan tersebut diterima Brigadir Petrus sejak Jumat sepekan sebelumnya.

"Dengan kondisi kejiwaan yang demikian, maka akan kami lakukan pemeriksaan kejiwaan oleh psikiater. Namun menunggu waktu kurang lebih satu minggu untuk cooling down. Dilaporkan selama ini, yang bersangkutan tidak ada masalah dalam kedinasan," pungkasnya.
Baca: Tuntutan Penjara Seumur Hidup Divonis Bebas, Ini Respons Jaksa

Apakah Petrus mengidap Schizophrenia? Menurut Kapolda Arief masih harus dipastikan terlebih dahulu. Sebab semuanya masih dalam dugaan.

"Masih dugaan. Kepastiannya hasil pemeriksaan ahli psikiatri," kata Arief.

Brigadir Petrus sendiri merupakan anggota Satuan Intelkam Polres Melawi dengan NRP 88080657.

Informasi yang dihimpun, sesaat sebelum kejadian, Brigadir Petrus, Amora dan Fabian bermain bersama di dalam kamar tidur.

Sementara Windri hendak tidur di kamar yang lain.

Antara kamar Fabian dan Amora dengan kamar Windri hanya di batasi ruang tengah.

Beberapa saat merebahkan badan di kamar, Windri heran karena mendadak tidak ada suara canda tawa anak-anaknya.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini