"Terduga Wahyudin alias Tgk Agam dirujuk ke RSUD Kota Langsa, karena tertembak di kaki kiri dan kanan. Sedangkan, Saiful dirawat di RSUD dr Zubir Mahmud karena mengalami luka tembak di kaki sebelah kanan," jelas Kapolres.
Kapolres Rudi Purwiyanto menambahkan, saat ini pihaknya masih melakukan penyelidikan terhadap satu terduga pelaku lagi berinisial T warga Aceh Utara.
"Satu terduga masih kita selidiki. Karena pembunuhan dengan menggunakan senjata api laras pendek ini diduga dilakukan oleh tiga orang pelaku," ujarnya.
Kapolres menjelaskan, peristiwa penembakan terhadap Muchlisin terjadi pada Selasa 6 Desember 2016. Korban ditembak di kepala menggunakan senjata api laras pendek.
Berdasarkan keterangan istri korban, waktu itu Selasa 6 Desember 2016 pukul 08.30 WIB, korban (Muchlisin) mendapat telepon dari seseorang untuk datang ke Jalan Kasih Sayang di Gampong Meunasah Keutapang, Kecamatan Darul Aman, Aceh Timur.
Selanjutnya pukul 09.30 WIB, korban bersama anak laki-lakinya menggunakan sepeda motor Scoopy berangkat menuju Jalan Kasih Sayang di Gampong Meunasah Keutapang, Kecamatan Darul Aman.
"Sekitar pukul 10.30 WIB, korban bertemu dengan pelaku dan terjadi penembakan terhadap Muchlisin yang menyebabkan ia meninggal di tempat kejadian," jelas AKBP Rudi Purwiyanto.
Sekretaris Desa Meunasah Keutapang, Kecamatan Darul Aman, Sakya (47) mengatakan, saat ditemukan di samping jasad korban terdapat sepeda motor dan anak laki-lakinya berumur empat tahun yang sedang menangis.
Ditanya tentang motif pembunuhan tersebut, Kapolres Rudi Purwiyanto mengatakan berdasarkan keterangan sementara yang dikumpulkan dari sejumlah saksi, kasus ini terkait persoalan pribadi.
"Terduga belum mau bicara terkait apa. Cuma indikasinya terkait masalah kapal, yaitu agar kapal tidak menjadi milik korban lagi. Namun demikian kita akan terus mengungkap motif sebenarnya di balik peristiwa penembakan ini," jelas Kapolres.
Polisi juga belum bisa memastikan apakah senjata FN yang disita dari Wahyudin alias Tgk Agam merupakan senjata api yang digunakan untuk menembak korban.
"Kita belum bisa memastikan apakah senjata itu yang dipakai menembak Muchlisin atau bukan, karena proyektil di kepala korban waktu itu tidak bisa diambil karena tidak diizinkan pihak keluarga. Tapi kita menduga senpi itu yang digunakan karena keterangan dari anaknya, korban ditembak pakai senpi laras pendek. Jadi, untuk kebenarannya kita akan melakukan uji balistik atau uji proyektil," jelas Kapolres.
Sementara senpi laras pendek yang disita dari Wahyudin alias Tgk Agam, kata Kapolres merupakan buatan Cina.
"Tapi dari mana mereka mendapatnya kita belum tahu. Kita belum mendapatkan banyak keterangan dari pelaku, karena masih dirawat di RSUD Langsa. Intinya senjata itu akan kita selidiki lebih lanjut asal muasalnya," ujarnya.