"Kronologis berdasarkan lapangan yang saya terima Dirjen Perhubungan Darat dan KNKT yang terdiri dari enam orang ini," lanjut Mangindaan.
Pukul 15.08 Wita, petugas lalu lintas tower (Air Traffic Control - ATC) di Bandara I Gusti Ngurai Rai telah memerkenankan pesawat untuk mendarat. Artinya pendaratan clear to land.
Pukul 15.10 Wita, pesawat diketahui mendarat di laut, sebelah barat runway 09. Petugas ATC langsung menekan crash bell (tombol darurat), yang merupakan SOP di setiap bandara.
Pada saat yang sama ada pesawat Geruda Airlines (GA) 415 berada di holding position di runway.
Pilot GA ini memberikan informasi ke ATC karena ia melihat lengsung, pesawat tidak menuju landasan, atau tiba-tiba hilang, dan pesawat mendarat ke laut.
"Kalau pesawat Lion akan medarat, selanjutnya Garuda akan mendarat," tambah Mangindaan.
Pukul 15.10 Wita, setelah ditekan crash bell, maka petugas pemadam kebakaran, ATC, TNI AU, Polisi, rescue boat, Bazarnas, teknisi maskapai, dan lainnya segera menuju lokasi kejadian.
Saat itu cuaca di bandara dalam keadaan berawan (dengan awan comulus nimbus) dan hujan ringan di ujung runway 09.
Pukul 15.11 Wita, bantuan telah menuju lokasi. Di sini yang menarik adalah perhatian nelayan yang berada di sekitar memberikan pertolongan dan mengevakuasi penumpang.
Pukul 15.12 Wita, semua petugas melakukan evakuasi.
Pukul 15.55 Wita, semua penumpang dan awak pesawat berhasil dievakuasi untuk mendapatkan perawatan ke beberapa rumah sakit seperti RS Kasih Ibu, RS Sanglah, dan PMIC. Namun yang tidak terluka akan dirujuk ke resist center.
"Ketika kejadian itu, bandara closed mulai 15.10 - 17.00, tidak terlalu lama, setelah evakuasi dibuka," jelas Mangindaan.(*)