Burung yang memiliki habitat asli di Brazil dan Amerika Selatan itu banyak dipelihara karena selain warnanya yang menarik serta postur burung yang besar menyerupai burung Kakaktua Irian.
Namun bedanya burung Makaw tidak termasuk dalam apendix burung yang dilindungi, sehingga banyak dipelihara masyarakat.
Beberapa masyarakat memang sudah banyak yang memelihara sekaligus menangkarkan budidaya burung Makaw.
Dari hasil budidaya pembibitan ini diberikan gelang besi di kedua kakinya. "Gelang ini berisi tulisan indukan berikut yang mengembangbiakan," ungkapnya.
Burung Makaw sudah dapat dilatih terbang dan mengenali suara panggilan melalui peluit sejak usia 5 bulan.
Karena begitu burung mulai terbang sudah bisa mulai dilatih.
Karena masih termasuk langka di Indonesia, harga burung Makaw juga tergolong sangat mahal. Burung dengan usia setahun malahan biasa dijual Rp 30 jutaan.
Malahan ada burung Makaw jenis Yasin harganya bisa mencapai Rp 400 jutaan.
Burung Makaw warnanya bervariasi, mulai warga biru di sayap dan punggung serta warna kuning di bagian dada. Namun ada juga warna dengan dominasi kuning, orange dan merah.
Para penggemar mengaku memelihara burung Makaw selain sekedar hobi juga sarana hiburan sewaktu senggang. Namun untuk latihan terbang biasa dilakukan pagi serta sore hari saat cuaca sedang cerah.
Sedangkan kegiatan KPL sendiri juga bervariasi mulai melakukan gathering dengan sesama pemilik Makaw serta melatih burung bersama-sama.
Dari ajang gathering diperoleh sharing dan masukan memelihara Makaw. Termasuk tip dan strategi melatih burung menjadi trampil terbang.
Untuk makanan dapat diberikan dari jenis biji-bijan seperti jagung serta makanan kaleng buatan pabrik. Untuk minuman para pemilik biasa memberikan air minuman kemasan yang steril.