Laporan Wartawan Tribun Medan, Jefri Susetio
TRIBUN-MEDAN.COM, MEDAN - Aisyah, dosen Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Sumatera Utara terbaring lemah karena menderita Myasthenia Gravis.
Ia membutuhkan biaya pengobatan mencapai Rp 500 juta. Saat ini Aisyah mendapatkan perawatan intensif di sebuah rumah sakit di Kota Penang, Malaysia.
Penyakit yang diderita Aisyah tergolong langka karena penyakit autoimun kronis dari transmisi neuromuskular.
"Mertua saya mengalami kelemahan otot. Istilah Myasthenia adalah bahasa latin untuk kelemahan otot, dan Gravis untuk berat atau serius," ujar Rholand Muary, menantu Aisyah, kepada Tribun Medan, Sabtu (28/1/2017).
Berdasarkan keterangan dokter, Myasthenia Gravis termasuk jenis penyakit autoimun, gejala yang orang awam pahami seperti otot syarat untuk bernafas tidak berfungsi.
"Sudah hampir satu bulan dirawat inap, sementara ini alhamdulillah sudah mencapai 30 persen proses penyembuhan. Tapi untuk pulih masih panjang dan butuh dana besar mencapai Rp 500 juta," kata dia.
Ia menceritakan, keuangan keluarga sudah menipis karena biaya pengobatan sangat besar. Bahkan, SK mengajar Aisyah sudah digadaikan ke perbankan.
"Pihak keluarga sudah menjual rumah dan seluruh harta benda sudah dijual untuk biaya berobat. Bantuan dari keluarga, kerabat dan kolega sudah dikerahkan tapi tetap tidak mencukupi," ia menambahkan.
Aisyah merupakan Ibu dari empat orang anak. Selama ini, Aisyah dikenal sebagai aktivis perdamaian di Sumatera Utara bersama suaminya, Irwansyah.
Rumah Aisyah kerap menjadi persinggahan mahasiswa yang rutin melakukan berbagai aktivitas diskusi.