Saat bersamaan, polisi konsentrasi mengamankan dua orang dari massa yakni La Imron (60) dan anaknya, Abdul Salam (27). Imron ayah sekaligus kakek korban, sedangkan Salam adik sekaligus paman korban.
Polisi dan petugas gabungan lainnya berusaha menghalangi agar massa tak mendekati terdakwa tapi Imron dan Salam, serta puluhan anggota keluarga dan waga tak peduli.
Mereka terus memberontak menembus pagar betis petugas dan menyerang Aliong dari berbagai arah. Akhirnya Aliong berhasil dijebloskan petugas ke sel tahanan sementara pengadilan.
Tahu Aliong selamat, massa berusaha memasuki gedung utama dan lagi-lagi mencoba menerobos dan mendorong siapa saja petugas yang mengadang.
Seorang petugas kepolsian sempat terkena sasaran. "Hei, kamu! Kenapa pukul kami? Mundur, mundur!" gertakan petugas kali ini sedikit meredam kemarahan massa.
Massa kemudian digiring keluar areal parkir pengadilan. Walau tak lagi melakukan gerakan, namun ocehan dan teriakan kasar tetap mereka lontarkan.
Tak hanya kaum pria, wanita yang masuk dalam kerumunan ini ikut mencaci maki Aliong.
"Kalian tidak tahu bagaimana perasaan kami. Kakak dan keponakan kami dibunuh. Dasar bang**t kau Aliong," teriak Salam berlinang air mata.
Minta Dihukum Mati
Pada kesempatan terpisah Imron saat ditemui Bangka Pos Group masih tampak berapi-api. Emosinya belum mereda meski pukulannya mendarat di tubuh Aliong.
"Kesal saya! Jengkel sekali saya hari ini. Kami akan balas perbuatan Aliong. Kami akan kejar dia ke mana pun pergi," janji Imron dan meminta jaksa dan hakim menjatuhi hukuman mati kepadanya.
Salam tak kalah berangnya. Ia dan anggota keluarga lainnya akan mengawal persidangan kasus pembunuhan ini.
"Sidang berikutnya kami akan membawa massa lebih besar lagi," ancam Salam.
Pengacara Diancam