Perawat berbadan gempal itu juga menyampaikan, HB Kinara turun disebabkan pendarahan di bagian mata kiri.
Hingga pukul 16.20 WIB, belum ada pihak yang bertanggungjawab sehingga Kinara masih berada di UGD.
Ia menambahkan, pihak kepolisian berencana merujuk Kinara di Rumah Sakit Bhayangkara Polda Sumut.
Bila tidak jadi dirujuk, tim dokter RS Mitra Medica, akan merawat Kinara di ruang ICU agar mendapatkan perawatan intensif.
Baca: Balita Kinara Ditemukan di Kolong Ranjang, Orangtua dan Dua Kakaknya Tewas Dibunuh
"Untuk keamanan pasien, akhirnya petugas kepolisian merujuk Adek Kinara ke RS Bhayangkara. Baru saja. Kalau dilihat dari lukanya bekas benda tumpul," ujarnya melalui pesan whatsApp, kepada Tribun Medan, Minggu (9/4/2017) pukul 21.00 WIB.
Sedangkan, Yani keluarga yang menunggu di Rumah Sakit Mitra Medica menceritakan, kondisi Kinara cukup parah dan sulit dikenali karena luka pada bagian mata sebelah kiri.
"Kasihan sekali, cukup tragis. Bengkak pada bagian matanya besar sekali, biru besar, kayak bukan Kinara, sulit dikenali," katanya menceritakan kepada keluarga yang datang.
Dia mengungkapkan, Kirana sadar, dan bisa bicara pelan-pelan, kepada keluarga yang datang. Namun butuh istirahat agar cepat pulih dan tenang.
"Dari cerita tadi, dia (Kirana) sembunyi di bawah kolong tempat tidur setelah melihat abang, kakak dan ibunya berdarah. Mungkin setelah digorok itu, meninggal dunia, dia melihat keluarga tidak bergerak, jadi sembunyi," ujarnya sembari meneteskan air mata.
Ia menceritakan, ihwalnya mendapat kabar dari tetangga bahwa keponakannya sudah meninggal dunia karena adanya perampokan dan pembunuhan.
Setelah itu, dia mengajak suaminya menuju kediaman Riyanto dan Sri Ariyani.
Setiba di Jalan Kayu Putih, ratusan warga memadati kediaman keponakannya itu, sehingga berulang kali dia meneteskan air mata hingga terjatuh lemas.
Baca: Riyanto Selalu Menggendong Kinara Sebelum Dia, Istri dan Dua Anaknya Tewas Dibunuh