Laporan Wartawan Tribun Jabar, Mega Nugraha
TRIBUNNEWS.COM, PURWAKARTA - Dialog nasional harus segera dilakukan menyikapi situasi politik dan keamanan nasional imbas sebelum dan sesudah Pilkada DKI Jakarta.
Ketua Majelis Ulama Indonesia KH Ma'ruf Amin mengaku sudah menyampaikan pentingnya dialog nasional kepada Presiden Joko Widodo, yang menurut rencana usai Pilkada DKI Jakarta.
Menurut dia polarisasi di masyarakat imbas Pilkada DKI Jakarta tidak meredup menyusul setelah Pilkada DKI Jakarta kelar, Gubernur Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok diputus bersalah dalam kasus penodaan agama oleh Pengadilan Negeri Jakarta Utara.
Ketua Suriah PBNU ini khawatir polarisasi masyarakat imbas Pilkada DKI Jakarta akan menular ke warga Jawa Barat yang tak lama lagi akan menyuarakan hak pilihnya di Pilkada Jawa Barat.
"Dialog nasional digelar sebelum Pilgub Jabar lebih bagus," ungkap Kiai Ma'ruf usai menghadiri peletakan baru pertama pembangunan Masjid Raya Cilodong bersama Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi, Jumat (12/5/2017).
Selama proses Pilkada DKI Jakarta masyarakat terpecah dan terpolarisasi, ditambah berhembusnya isu-isu yang berpotensi memecah belah bangsa.
Kondisi mengkhawatirkan tersebut harus segera dicairkan lewat dialog nasional yang di antaranya perlu membahas tiga hal.
"Pertama solusi kebangsaan, kedua antisipatif agar tidak terjadi lagi di kemudian hari. Ketiga rekonsiliasi, kita rujuk nasional, kembali rukun tertib dan damai tidak ada lagi saling hujat," imbuh Kiai Ma'ruf.
Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi menambahkan dialog nasional perlu melibatkan tokoh-tokoh bangsa dari semua golongan berbeda latar belakang.
"Betul apa yang dikatakan Pak Kiai, libatkan tokoh-tokoh nasional. Undang semua organisasi-organisasi supaya kembali damai dan baiknya memang dilakukan sebelum Pilgub Jabar," ucap Dedi.