Laporan Wartawan Tribun Timur, Fahrizal Syam
TRIBUNNEWS.COM, LUMAJANG - Dua pesawat tempur F-16 Fighting Falcon milik TNI AU melakukan air to ground penembakan dari udara ke darat, ke arah target sasaran, di Lumajang, Jawa Timur, Senin (15/5/2017).
Tidak berselang lama dua pesawat tempur T50i Golden Eagle menyusul menembakkan senjata ke target tersebut.
Tak cukup sampai di situ, dua pesawat tempur EMB 314 Super Tucano, dan empat pesawat canggih Sukhoi SU 27/30 juga ikut menembak memastikan semua target musuh hancur.
Setelah semua sasaran hancur, Pasukan Khas TNI AU dari Batalyon Komando 464 Malang kemudian diterjunkan dari dua unit pesawat Hercules C-130 dari Skadron udara 32, untuk merebut dan menguasai pangkalan musuh.
Dalam pertempuran tersebut, dalah satu pilot melakukan eject scet di daerah musuh dan membuat prajurit Paskhas melakukan Sarpur dengan melaksanakan hoise menggunakan helikopter Super Puma NAS-332.
Pertempuran tersebut merupakan puncak latihan Sikatan Daya 2017 yang dimulai sejak 8 Mei lalu.
Pangkoopsau II Marsma TNI Yadi Indrayadi S menutup secara resmi latihan yang dilaksanakan di AWR Pandanwangi, Lumajang, Jawa Timur.
Acara penutupan ini dihadiri Dankodikiatau Marsekal Muda TNI Eko Supriyanto, pejabat Forkompinda Jawa Timur, pejabat Koopsau II, Danlanud Abd Saleh, Danlanud Iswahjudi, dan Danlanud Hasanuddin.
Pangkoopsau II dalam sambutannya mengatakan latihan Sikatan Daya yang dilaksabakan setiap tahun ini sangatlah penting dalam upaya mencapai tingkat kesiapan operasional yang tinggi.
"Latihan ini juga dalam rangka pembinaan profesionalisme bagi para awak pesawat yang senantiasa dituntut peningkatan kemampuannya sesuai bidang tugas sebagai Airman," ungkap Pangkoopsau dalam rilis.
Marsma TNI Yadi mengatakan Koopsau II Senantiasa harus siap melaksanakan tugas-tugas operasi, sehingga tingkat kemampuan dan kesiapan operasional perlu terus dibina dan ditingkatkan.
Pada latihan Sikatan Daya 2017, setiap peserta telah diuji tingkat kemampuan, keterampilan, ketepatan, dan kecepatan dalam menjalankan tugas yang telah menjadi tanggungjawabnya.
"Melalui latihan antarsatuan ini dapat diketahui secara nyata kemampuan dan kesiapan operasional tiap satuan jajaran. Selain itu juga dapat mengevaluasi unsur yang perlu disempurnakan bagi upaya peningkatan kemampuan operasional, serta menentukan stabdarisasi kemampuan dari masing-masing satuan," ujarnya.
Meski latihan berjalan sukses, namun Pangkoopsau II mengingatkan agar peserta tidak merasa puas dengan apa yang telah dicapai, akan tetapi dapat memelihara dan mengembangkan pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh.
"Sehingga pembinaan kemampuan tetap terpelihara, dan pada saat diperlukan semua dapat dilaksanakan dengan baik sesuai prosedur yang telah ditetapkan," ujar dia.