News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pernah Dinaiki dan Dinjak-injak untuk Selfie, Ternyata Ini Jalur Sakral Raja Keraton Yogyakarta

Editor: Wahid Nurdin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kolase Plengkung Gading dan Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan X

Parit itu mengelilingi benteng Kraton sebagai pertahanan dari serangan musuh. Lebarnya sekitar 10 meter dengan kedalaman tiga meter.

Namun karena berbagai perubahan, parit itu kini telah menjadi jalan. Bahkan pada tahun 1935, parit itu sudah hilang.

Tak diketahui secara pasti, kapan jagang mulai dialihfungsikan.

Yang juga belum banyak diketahui orang, dulu di depan setiap Plengkung terdapat jembatan gantung. 

Jembatan itu dapat ditarik menjadi pintu pelapis Plengkung ketika musuh datang.

Keberadaan Benteng Baluwerti benar - benar hilang di sepanjang sisi utara sayap barat keraton (Barat Laut) yang berada di Kadipaten Lor. Tak ada yang tersisa mulai dari Plengkung Jagasura hingga Pojok Beteng di Kadipaten Kulon. Hanya pojok beteng dan plengkung yang telah menjadi gapura biasa itulah yang jadi penanda bahwa dulunya pernah ada benteng di kawasan yang kini padat penduduk ini (TRIBUNJOGJA.com | Mona Kriesdinar)

Namun lagi-lagi, jembatan gantung itu juga sudah hilang termakan zaman.

Terkait dengan Plengkung, sebenarnya Kraton Ngayogyakarta juga mempunyai beberapa pintu gerbang yang tidak resmi.

Beberapa di antaranya di jalan menuju ke Nagan, gang di Pugeran, kampung Panembahan, daerah Kauman dan beberapa yang lain.

Namun karena kecil, maka itu bukan menjadi akses utama menuju Kraton pada zamannya. (Tribunjogja.com)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini