TRIBUNNEWS.COM, PEKANBARU - Terduga koordinator kelompok Saracen penyebar kebencian dan hoax di ranah dunia maya, JAS diamankan oleh Direktorat Cyber Crime Mabes Polri di Pekanbaru. Saat diamankan di dalam rumah kontrakannya terdapat tiga orang wanita.
Lokasi penangkapan tersebut berada di Jalan Salempayo, RT4 RW 2, Keluarahan Tangerang Tengah, Kecamatan Marpoyan Damai, Pekanbaru.
Ketua RT, Syafri mengatakan tidak tahu menahu hubungan antara tiga orang wanita dengan JAS. Saat ditanya ketiga mahasiswi tersebut baru lulus dari sebuah universitas ternama di Pekanbaru.
"Ada tiga orang perempuan, katanya mahasiswa UIR baru lulus, mereka dari daerah. Saya juga tidak tahu hubungannya dengan Jasriadi," ujar Syafri.
Syafri mengaku sempat kesal kepada adik JAS kala penangkapan tersebut. Alasannya, dalam keseharian, JAS tidak jelas pekerjaannya.
"Saya bilang ke adiknya, kerja kalian itu apa. Kata adiknya dia tidak tahu," ujar Syafri.
Syafri juga mengatakan jika JAS datang tinggal ke kawasan itu tanpa melapor kepadanya. Ia hanya diketahui telah berada di lingkungan yang padat rumah ini oleh tetangganya saja.
"Datang setahu saya dia enggak melapor. Tetangga juga bilang jarang nampak keluar," ujar Syafri.
JAS menurutnya juga memiliki usaha penyewaan kendaraan atau rental mobil.
"Tidak pernah cerita kalau dia wartawan atau kerja di mana. Masyarakat cerita di sana tidak ada yang mencurigakan," kata Syafri.
Kondisi kontrakan yang disewa JAS merupakan rumah petak dua pintu. Satu pintu yang disewanya dalam keadaan kosong.
Tribun sempat melongok ke dalam rumah. Di dalam tidak terlihat ada satu pun furnitur. Rumah ini juga tidak dibatasi oleh garis polisi.
Syafri juga mengaku jika rumah itu tidak memiliki furnitur, hanya ruangan saja satu kamar tidur.
Saat digerebek, polisi menyita sejumlah kartu HP, atau simcard, dan satu unit laptop. JAS diketahui sudah dua tahun mendiami rumah kontrakan tersebut.
Tetangga Menangis
Else, salah satu tetangga JAS di rumah kontrakan menuturkan bahwa JAS tinggal bersama dua adik perempuannya. Kedua adiknya itu sudah bekerja.
Namun Else tidak mengetahui di mana adik tersangka bekerja. Keduanya pun masih tinggal di rumah kontrakan tersebut.
"Dia mengaku asalnya dari Sorek (Inhu Riau). Sama kami dia baik sama juga dengan tetangga lainnya," kata Else.
Masih menurut Else, seorang tetangganya malah ada yang menangis setelah mengetahui JAS ditangkap polisi.
"JAS sering beli rokok di warung sebelah. Nah, nenek yang punya warung itu menangis setelah tahu Jas ditangkap. Karena selama ini Jas itu sering ngobrol sama pemilik warung kalau lagi beli rokok," kata Else.
Tak hanya itu, kata Else, JAS juga sering membelikan jajanan anak-anak tetangganya.
"Kalau dia lagi ke warung, terus ada anak-anak, dia suka belikan jajan," kata Else.
Walau demikian, katanya, keseharian Jas berada di dalam rumah.
"Dia kebanyakan dalam rumah main komputernya," kata Else.
Else juga tidak pernah melihat ada tamu khusus di rumah itu. Keseharian JAS hanya menggunakan sepeda motor.
"Saya belum pernah lihat kalau ada tamu yang singgah di rumah itu. Rumahnya sepi-sepi saja," tutur Else.
Kapolda Riau, Irjen Pol Zulkarnain Adinegara belum mengetahui adanya penangkapan JAS, koordinator kelompok pengujar kebencian, Saracen di Kota Pekanbaru.
"Diamankan Cyber Crime Polri. Alamatnya saja atau orangnya yang di sini. Saya belum ada pemberitahuan dari Mabes, khususnya dari Cyber Crime," kata Zulkarnain.
Perihal patroli siber, Polda Riau yang memiliki Subdit IT di Direktorat Reserse Kriminal Khusus, katanya, juga melakukannya. Perihal kasus JAS, Kapolda juga akan mempertanyakannya kepada penyidik siber Ditreskrimsus.
"Coba saya tanya penyidiknya dari Cyber crime (ditreskrimsus)," ujarnya. (ham/wly)