News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Erupsi Gunung Agung

Peristiwa Aneh, Ribuan Burung Ini Mati di Tengah Aktivitas Gunung Agung yang Berstatus Awas

Editor: Hasiolan Eko P Gultom
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ribuan burung pipit mati secara mendadak di belakang Kantor Dinas PUPR Karangasem, Bali, Senin (25/9/2017). TRIBUN BALI/SAIFUL ROHIM

"Kami belum tahu, apakah itu terkait atau tidak. Kalau gas-gas vulkanik itu masih jauh. Kejadian itu ada di kota dan radiusnya jauh dari Gunung Agung," ujarnya.

Ditanya apakah ada zat atau gas yang mengandung racun dalam magma.

Pihaknya menyatakan, gas beracun memang ada tetapi masih ada di seputaran atas Gunung Agung.

Petugas Basarnas mengevakuasi warga menuju pos penampungan sementara desa Rendang, Sabtu (23/9/2017). Pusat vulkanologi dan mitigasi bencana Geologis (PVMBG) menaikan status Gunung Agung dari level III (siaga) menjadi level IV (awas) sejak Jumat (22/9/2017) malam pukul 20.30 Wita. Tribun Bali/Rizal Fanany (Tribun Bali/Rizal Fanany)

Lima Desa Tak Perlu Mengungsi
Bupati Bangli, I Made Gianyar menyatakan warga di lima desa di dua kecamatan yaitu Desa Suter, Abang Batudinding, Abang Songan, Kintamani, serta Penelokan, dan Bangbang Tembuku tidak perlu mengungsi.

Hal ini dinilainya jika wilayah desa tersebut berada di radius yang cukup jauh dengan Gunung Agung.

Sehingga ketika terjadi letusan Gunung Agung tidak akan berdampak besar di lima desa tersebut.

"Melihat dari peta, wilayah Bangli tidak berada di Kawasan Rawan Bencana (KRB). Sehingga masyarakat tidak perlu khawatir. Kabar sebelumnya, wilayah desa yang dikatakan KRB 1, masyarakat tidak perlu mengungsi. Instruksi mengungsi, nanti menunggu perintah dari bupati melalui camat, kepala desa, dan kelian setempat," tegasnya saat ditemui usai rapat Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkompinda) di Museum Geopark Batur, Senin (25/9/2017).

Gianyar menyarankan agar masyarakat kembali ke rumah masing-masing untuk beraktivitas seperti biasa.

"Saya sudah melihat sendiri serta mendengarkan penjelasan dari ibu Desak Made Andariyani selaku Koordinator Museum Geopark, yang menyatakan semua wilayah yang tergolong KRB 3 hingga 1 tidak ada yang berada di wilayah Bangli, sehingga tidak perlu ada pengosongan desa," ucapnya.

Adapun dampak yang timbul apabila terjadi letusan Gunung Agung, Gianyar mengatakan dampak ditimbulkan hanya berupa debu.

Sehingga yang perlu dan dibutuhkan masyarakat masker, obat tetes mata, serta pelindung mata.

"Nantinya jika terjadi perkembangan status Gunung Agung yang diperkirakan menimbulkan dampak berbahaya, pastinya pos pembantuan di Rendang akan memberitahu kami. Sehingga kami dari Pemkab Bangli bisa langsung mengambil langkah yang diperlukan," tutur Gianyar.

Gunung Agung dipantau dari kawasan Desa Rendang, Kabupaten Karangasem, Minggu (24/9/2017). Pusat vulkanologi dan mitigasi bencana Geologis (PVMBG) menaikan status Gunung Agung dari level III (siaga) menjadi level IV (awas) sejak Jumat (22/9/2017) malam pukul 20.30 Wita. Tribun Bali/Rizal Fanany (Tribun Bali/Rizal Fanany)

Bantu Amati Aktivitas Gunung
Koordinator Museum Geopark, Desak Made Andariyani, menjelaskan, Gunung Agung berbentuk strato vulcano, artinya apabila terjadi letusan, material yang dimuntahkan tidak akan sampai ke wilayah Bangli lantaran massa material yang berat.

"Material yang dimuntahkan hanya berupa abu, yang sudah pasti juga berbahaya bagi pengelihatan serta pernafasan. Kami juga selalu membantu untuk mengamati aktivitas Gunung Agung, serta menghitung seberapa tinggi volume letusannya. Dari sana badan geologi akan mengeluarkan pernyataan apakah perlu mengungsi atau tidak," jelas Desak.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini