"Memang sering ga pulang. Bahkan pernah sampai 2 bulan tidak pulang ke rumah dan tidak izin," ceritanya.
Putrinya yang merupakan lulusan SMP Maarif Lawang itu tidak mau melanjutkan sekolah dan sedang mencari kerja.
Baca: Kementerian PUPR Tak Bisa Paksa Masyarakat Beralih ke Transaksi Non-Tunai di Jalan Tol
"Sempat kerja jaga toko di Pasar Lawang. Dia tidak mau sekolah lagi, ikut teman-temannya," lanjut Indra sambil menyalami para tetangga yang terus berdatangan.
Indra yang bekerja sebagai penjual tahu bakso itu mengatakan bahwa Eka adalah anak yang pendiam namun seringkali ketus saat berbicara pada orang lain.
"Dia ikut teman-temannya, trek-trekan (balapan). Tapi saya yakin itu bukan inisiatif dia sendiri untuk ikut-ikut seperti itu," ujar wanita berjilbab itu.
Kebiasaan jarang pulang itu sudah berlangsung selama satu tahun terakhir atau lebih tepatnya setelah ia lulus SMP. Bahkan sejak masih duduk di bangku SMP, Eka sering membolos sekolah.
"Pagi itu diantar sekolah sama ayahnya (Ariyanto) tapi lalu tidak masuk sekolah dan keluar lagi sama temannya dari SMP 3," tuturnya.
Indra mengaku sedih dengan kematian tragis putrinya.
Namun ia juga tidak mau menuntut ataupun menuduh siapapun atas kejadian yang menimpa Eka.
Ia mengaku pasrah dan menyerahkannya pada Tuhan.
"Nanti juga ada balasannya masing-masing," katanya. (nh)