Baca: Geramnya Netizen Mengetahui Fakta Mengerikan Jaringan LGBT Penyebar HIV di Pontianak
Ia menjelaskan, dalam keadaan bayi yang tidak bisa kita prediksi, sehingga apabila dibiarkan di RSUD Sanggau dan terdepat kelainan-kelainan, maka bayi akan terus memburuk dan tanpa bisa dapat penanganan apa-apa.
“Kalau kita rujuk ke RS Sudarso, tapi peluang untuk bisa ditolong lebih besar dari pada kalau tetap di Sanggau. Sehingga bayi ini di rujuk ke RS Sudarso, di sana juga sudah dihubungi dan menyatakan siap untuk menerima bayi karena memerlukan ruangan intensif untuk bayi, ” jelasnya.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sanggau, dr Jones Siagian menambahkan, penyebabnya bisa karena genetik dan ada faktor turunan dari keluarga yang lahir kembar.
Artinya bukan karena penyakit.
“Misalnya kalau lahir, jarinya ada tumbuh lagi di jempol, seperti itulah kasusnya ini. Tadi saya mengecak langsung dan keadaan bayi masih bagus, cuman sangat beresiko dan harus di rawat di NICU dan ibunya dalam keadan baik-baik saja, ” katanya.
Jones menjelaskan, kejadian seperti ini pernah terjadi beberapa tahun silam.
Untuk pertolongan persalinanya di RS mana saja tidak menjadi persoalan, akan tetapi untuk penanganan bayi kembar siam harus RS tipe A.
“Harus ada dokter spesialis anak konsultan, doktes spesialis bedah anak konsultan, dokter jantung konsultan. Tidak hanya sekedar spesialis tapi harus sudah menjadi konsultan. Di Pontianak pun belum lengkap itu, tapi sudah jauh lebih lengkap di banding di RSUD MT H Djaman Sanggau, terkait dengan kesiapan peralatan dan fasilitas, ” tuturnya.