TRIBUNNEWS.COM, BANDA ACEH - Kapolres Aceh Utara, AKBP Untung Sangaji membina 12 waria yang diamankan dari beberapa salon yang ada di dua kecamatan, di Aceh Utara, Sabtu (27/1/2018) pekan lalu lalu.
Ternyata tindakan penertiban dan pembinaan waria oleh Kapolres Aceh Utara menuai pro-kontra dari sejumlah lembaga dan pihak.
Bahkan munculnya pihak-pihak yang membela atau pro terhadap kelompok LGBT serta mengecam tindakan tim gabungan Polres Aceh Utara bersama Satpol PP dan WH Aceh Utara,Sabtu (27/1/2018) malam.
Namun yang memberi dukungan juga tak kalah banyak.
Puncak dukungan masyarakat Aceh disuarakan oleh seratusan Organisasi Masyarakat (Ormas) Islam di Aceh--yang tergabung dalam Aliasni Pecinta Syariat Islam--dalam aksi bela AKBP Untung Sangaji di depan Masjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh, Jumat (2/2/2018) siang.
Menurut koordinator aksi, sebanyak 140 ormas ikut dalam aksi itu. Aksi ini juga dihadiri anggota DPR RI asal Aceh, Nasir Djamil.
Gubernur Aceh Irwandi Yusuf dan Ketua DPR Aceh Teungku Muharuddin juga tidak ketinggalan mengikuti aksi penolakan LGBT dan dukungan kepada Kapolres Aceh Utara AKBP Untung Sangaji.
Baca: Ketika Istri Zumi Zola Galau: Maaf Keluarga Kami Sudah Kaya dari Kakek Kami
Atas tindakannya yang dinilai melanggar HAM itu, AKBP Untung diperiksa oleh Bidang Propam Polda Aceh atas instruksi Kapolri Jenderal Tito Karnavian.
Mengenai hal tersebut, seorang Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala (Unsyiah), Banda Aceh, Rustam Effendi menulis surat terbuka untuk Presiden Indonesia, Joko Widodo (Jokowi).
Rustam Effendi mengirim surat tersebut melalui laman akun Facebook pribadinya, Jumat (2/2/2018).
Dalam surat itu, Rustam Effendi menyoroti soal waria yang semakin banyak di wilayah Aceh Utara.
Tak hanya itu, Rustam Effendi menyebut jika upaya yang dilakukan AKBP Untung Sangaji sangat tepat untuk menertibkan kaum waria.
Berikut surat terbuka yang ditulis Rustam Effendi: